Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengumumkan akan mengunjungi Wisma Atlet di Kemayoran hari Jumat (1/11). Ia ingin memanfaatkan aset yang ada untuk hunian rakyat, termasuk rumah susun (rusun) yang sudah ada tetapi belum dioptimalkan.
Pria yang akrab disapa Ara itu mengungkapkan ada sejumlah rumah susun (rusun) yang sudah terbangun tetapi masih kosong.
"Saya menemukan di Batang 2 rumah susun udah jadi, penghuninya masih sedikit. Sepuluh tower, penghuninya 2 tower. Di Bandung Rancaekek ada 2 tower udah jadi di tempat kita di Bandung, nggak dihuni. Bagaimana kita mau ngurus rakyat dengan kenyataan seperti ini?" ujar Ara dalam kegiatan Diskusi Program Tiga Juta Rumah di Auditorium PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, ia akan mengunjungi sejumlah rusun, termasuk Wisma Atlet. Ara akan melakukan pendekatan agar hunian tersebut dapat dimanfaatkan untuk masyarakat.
Menurutnya, perlu adanya cara kreatif untuk menyediakan hunian dengan memanfaatkan yang sudah ada. Pasalnya, menunggu pembangunan rumah baru akan memakan waktu lama sebelum dapat dimanfaatkan oleh rakyat.
"Hari Jumat saya ajak Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara) ke Wisma Atlet, ya dimanfaatkan lah buat rakyat. Saya dengan anggaran begini, saya mesti kreatif. Kalau saya bangun dulu baru ngurus rumah rakyat, saya baru bisa bagi-bagi satu tahun lagi. Tapi dengan begini ya mulai minggu depan udah bisa bagi-bagi," jelasnya.
Hal itu diungkapkan dalam paparannya ketika diskusi soal program tiga juta rumah bersama para stakeholder, termasuk kementerian, lembaga, asosiasi pengembang, perbankan, hingga praktisi.
Ketika ditanyakan soal kapan Wisma Atlet akan direnovasi, Ara menjawab akan melakukan kunjungan ke lokasi pada Jumat mendatang.
"Saya hari Jumat dengan Mensesneg ke sana jam 4 sore, jam 2 saya ke pasar rumput. Jam 4 ke situ (Wisma Atlet)," katanya kepada awak media.
Soal berapa unit akan pembagian alokasi unit komersial hingga Aparatur Sipil Negara (ASN) belum bisa ia tetapkan. Hal itu masih harus didiskusikan karena merupakan kewenangan Mensesneg.
"Nanti kita bicarakan, itu kewenangannya di mensesneg, sama kayak kemarin di DKI (Rusun Pasar Rumput) saya nggak punya kewenangan. Kewenangan itu adanya di gubernur," ucapnya.
"Tapi kan paling saya ajak ngomong baik-baik, 'Ini sayang diginiin (dibiarkan kosong). Kalau saya nunggu membangun (rumah) dulu baru bisa begini (bagi-bagi hunian), saya baru bisa melakukan itu tahun depan. Tapi dengan pendekatan ini, mudah-mudahan kita udah bisa dari yang ada diberdayakan. Saya rasa kita mesti kreatif ya jadi birokrat dan memberdayakan yang ada yang belum dipakai," pungkasnya.
(dhw/zlf)