Bermarkas di Kepurun Klaten, Jenderal AH Nasution Menyamar Jadi Guru

Bermarkas di Kepurun Klaten, Jenderal AH Nasution Menyamar Jadi Guru

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 12 Nov 2022 22:14 WIB
Bekas Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di Desa Kepurun, Klaten, yang dibangun monumen. Dipotret pada Selasa (8/11/2022).
Bekas Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di Desa Kepurun, Klaten, yang dibangun monumen. Dipotret pada Selasa (8/11/2022). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Jenderal Besar Abdul Haris Nasution saat masih berpangkat kolonel pernah bermarkas di Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten. Saat itu masa perang 1948-1949. Di Markas Besar Komando Djawa (MBKD) I itu, AH Nasution menyamar sebagai guru.

"Markas awal di tempat Mbah Lurah Parto Harjono, waktu pindah tidak bawa pasukan dalam jumlah besar. Hanya beberapa staf dan menyamar sebagai guru," kata Raharjo, warga Kepurun kepada detikJateng, Selasa (8/11/2022) lalu.

Raharjo mengatakan, cerita tentang keseharian Nasution yang saat itu berpangkat kolonel dia dapat dari ayahnya, Saeran. Saeran dulu orang dekat Nasution.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasution juga selalu pindah rumah untuk menghindari mata-mata Belanda. "Jadi tidak selalu di sana, di markas rumah Mbah Lurah. Kadang tiap malam berpindah," tutur Raharjo.

Karena wilayah itu di lereng Gunung Merapi dan Nasution selalu menyamar, Raharjo berujar, tentara Belanda tak pernah mengetahui keberadaan Nasution selaku pemegang komando teritorial Jawa. Kepurun juga aman dari serangan.

ADVERTISEMENT
Monumen Markas Besar Komando Djawa (MBKD) Pos X-I di Dusun Pecokan, Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten.Monumen Markas Besar Komando Djawa (MBKD) Pos X-I di Dusun Pecokan, Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

"Kepurun relatif aman. Biasanya yang jadi sasaran serangan itu sekitar jalan besar (Jalan Jogja-Solo)," lanjut Raharjo.

Dari cerita ayahnya, imbuh Raharjo, panglima besar Soedirman belum pernah ke MBKD di Kepurun bertemu Nasution.

"Pak Dirman belum pernah ke Kepurun. Beliau berkomunikasi dengan Pak Nas lewat kurir antar pasukan. Pak Dirman memilih jalur gerilya ke arah Jawa Timur, berpindah terus," terang Raharjo.

Kades Kepurun, Sukadi menambahkan Nasution tak punya pasukan di Kepurun. Hanya ada staf dan dokter.

"Hanya menggunakan baterai yang dihasilkan dari roda sepeda ontel agar bisa berkomunikasi dengan markas lainnya. Sesederhana itu agar tak terendus mata-mata," papar Sukadi saat ditemui detikJateng di kantornya, Selasa (8/11).

Setelah pensiun, Nasution beberapa kali ke Kepurun untuk tapak tilas.

"Pernah ke monumen di Kepurun tahun 1995-an. Monumen itu tiap tahun untuk start lomba gerak jalan MBKD tingkat kabupaten, tapi berhenti selama pandemi," sambung Sukadi.

Sebelumnya diberitakan, Desa Kepurun, Klaten, pernah menjadi MBKD di era perang kemerdekaan 1948-1949. Di desa tersebut Kolonel AH Nasution mengkoordinir pasukan TNI menghadapi Belanda di Jogja.

"Saat itu Pak Nasution dari Jawa Timur hendak kembali ke Ibu Kota Yogyakarta akhir 1948, tapi Belanda sudah menduduki Yogyakarta. Kemudian berhenti di Prambanan dan singgah di Desa Taskombang lalu pindah bermarkas di rumah Kades Kepurun pertama, Parto Harjono almarhum," jelas Kades Kepurun, Sukadi, Selasa (8/11).




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads