Desa Kepurun, Klaten, pernah menjadi Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di era perang kemerdekaan 1948-1949. Di desa tersebut Kolonel Abdul Haris (AH) Nasution mengoordinir pasukan TNI menghadapi Agresi Militer Belanda di Jogja.
"Saat itu Pak Nasution dari Jawa Timur hendak kembali ke Ibu Kota Yogyakarta akhir 1948 tapi Belanda sudah menduduki Yogyakarta. Kemudian berhenti di Prambanan dan singgah di Desa Taskombang lalu pindah bermarkas di rumah Kades Kepurun pertama Parto Harjono almarhum," jelas Kades Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Sukadi, saat ditemui detikJateng di kantornya, Selasa (8/11/2022).
Menurut Sukadi, Nasution bermarkas di desanya sekitar delapan bulan. Saat Serangan Umum 1 Maret 1949 di Jogja, koordinasi juga dilakukan dari Kepurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi perintah Serangan Umum 1 Maret 1949 dikoordinasikan dari Kepurun yang menjadi Markas Besar Komando Djawa. Termasuk serangan gerilya di kota lain, seperti Ambarawa," jelas Sukadi.
![]() |
Saat bermarkas di Kepurun, sambung Sukadi, Kolonel Nasution tidak bersama pasukannya. Di markas itu hanya bersama beberapa orang staf dan dokter.
"Tidak ada pasukan di sini, hanya dengan beberapa staf dan dokter. Jumlahnya sekitar 4-5 orang saja karena kondisi darurat dan sedang perang gerilya," ujarnya.
Raharjo, warga Desa Kepurun, menjelaskan ayahnya yang bernama Saeran menjadi salah satu orang kepercayaan AH Nasution saat bermarkas di Kepurun. Dari cerita orang tuanya, markas Nasution berpindah-pindah.
"Pak Nas (AH Nasuton) tidak hanya di satu rumah, tapi muter tiap malam untuk keamanan. Pindah-pindah rumah, biasanya Bapak dan keluarga yang bantu milih rumah warga," kata Raharjo kepada detikJateng.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Saat bermarkas di Kepurun, lanjutnya, Nasution memang tidak membawa pasukan. Ia hanya bersama beberapa staf.
"Markas awal di tempat Mbah Lurah Kepurun itu dan waktu berpindah tidak bawa pasukan dalam jumlah besar, malah hanya berapa staf. Baru setelah sudah siap, pasukan dari daerah sekitar Jogja ikut bergabung dan lapor ke MBKD," jelasnya.
Setelah bermarkas di Kepurun, Nasution kemudian bergabung dengan markas di Boro, Kulon Progo, DIY.
"Pak Nas kemudian pindah ke Boro, Kulon Progo dan Bapak tidak ikut karena nerusin sekolah. Bapak tidak masuk tentara setelah sekolah dan melanjutkan sampai kuliah kemudian ditarik Pak Nas menjadi staf di Hankam," imbuh Raharjo.
![]() |
Untuk menandai jejak sejarah itu, kini di Dusun Pecokan, Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Klaten didirikan Monumen MBKD. Monumen tersebut berdiri di kompleks bekas rumah Kades Kepurun pertama, Parto Harjono.
Monumen berukuran sekitar 10x10 meter itu ditandai dengan tugu dengan simbol bintang gerilya setinggi sekitar 4 meter. Di tugu tertulis MBKD pos X-I 1948-1949.
Dibalik tulisan tersebut dituliskan isi perintah kilat dari Panglima Besar Letnan Jenderal Soedirman 19 Desember 1949. Monumen tersebut diresmikan tanggal 19 Desember 1982 oleh Adam Malik.
Simak Video "Video: Ini Tampang 3 Pelaku Perampokan Taksi Online di Klaten"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)