Seorang siswi di SMA Negeri Sragen diduga menjadi korban bullying karena tak menggunakan jilbab. Pihak orang tua pun mengadukan hal ini ke Polres Sragen.
Orang tua siswa tersebut Agung Purnomo (47) menyebut putrinya yang duduk di bangku kelas X dimarahi oknum guru di kelas. Kala itu putrinya dimarahi saat jam pelajaran berlangsung di kelas pada Kamis (3/11) pekan lalu.
"Anak saya di sana kebetulan tidak berkerudung. Ada (oknum) guru yang memarahi dia, dan cenderung ke arah bullying," kata Agung saat dihubungi detikJateng, Rabu (9/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung tak mempersoalkan jika anaknya dimarahi ataupun dinasihati karena melakukan kesalahan atau melanggar aturan sekolah. Namun, menurutnya guru yang memarahi anaknya di depan kelas sudah melakukan perundungan terhadap putrinya.
"Pada dasarnya kalau seorang guru, edukasinya harusnya memang takaran etika dan normanya kan objektif. Tapi edukasi yang diberikan sudah menyisipkan subjektivitas seorang guru di situ," ucapnya.
"Nasihatnya kamu harus tobat. Ini subjektivitasnya sudah parah," imbuhnya.
Agung pun menyesalkan tindakan oknum guru tersebut. Terlebih, menurutnya tidak ada aturan bagi siswi untuk berjilbab di sekolah negeri.
"Sekolah negeri yang harusnya aturannya, dan saya yakin idealnya itu sudah diatur dalam perundangan, bahwa sekolah menyediakan ruang kebhinnekaan seluas-luasnya. Toleransi, dan perbedaan tinggi, sebagai budaya kita," ucapnya.
Pihaknya mengaku sudah menghubungi pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah ini. Namun solusi yang ditawarkan belum merujuk pada inti permasalahan yang menimpa anaknya.
Hingga akhirnya dia membuat aduan ke Mapolres Sragen untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
"Karena sekarang polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga sahabat masyarakat. Yang mungkin dari mereka bisa memberikan jalan atau solusi, agar masalah ini bisa diselesaikan," ucapnya.
detikJateng sudah berupaya menghubungi Yuwanto selaku pihak sekolah, dan juga Kasi Humas Polres Sragen Iptu Ari Pujianto untuk meminta konfirmasi namun belum mendapat respons.
(ams/ams)