Tergusur Tol tapi Belum Ada Gedung Pengganti, KBM TK Boyolali Ini Terganggu

Tergusur Tol tapi Belum Ada Gedung Pengganti, KBM TK Boyolali Ini Terganggu

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 08 Nov 2022 14:16 WIB
TK Pertiwi di Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, yang dikepung proyek Tol Jogja-Solo, Senin (8/11/2022).
TK Pertiwi di Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, yang dikepung proyek Tol Jogja-Solo, Senin (8/11/2022). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Boyolali ini terdampak proyek Tol Jogja-Solo namun belum ada gedung pengganti. Kegiatan belajar mengajar (KBM) pun dikeluhkan sudah tak nyaman karena terganggu pelaksanaan proyek tol di sekitar.

TK tersebut adalah TK Pertiwi di Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali.

"Pembelajarannya yang terganggu, suara bising dari depan dan getarannya keras banget. Di belakang (sekolah) setiap pemadatan tanah kan getar," kata seorang guru TK Pertiwi, Titi Rahayuningsih, Selasa (8/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikJateng di lokasi, pembangunan jalan Tol Jogja-Solo di sekitar TK Pertiwi sudah berjalan. Bahkan di depan TK itu sudah terbangun terowongan jalan tol. Pintu masuk ke sekolah TK ini sudah tertutup dinding box culvert atau terowongan itu. Sebagai akses masuk ke sekolah, dibuatkan jalan setapak. Posisi sekolah TK Pertiwi ini persis di samping terowongan.

Seluruh bangunan TK Pertiwi yang berada di belakang Balai Desa Guwokajen itu juga terdampak proyek strategis nasional tersebut. Termasuk Balai Desa Guwokajen juga tergusur. TK nantinya akan diuruk setinggi terowongan itu. Di belakang TK, saat ini juga sudah mulai diuruk tanah. Sehingga polusi datang dari dua arah, yaitu depan dan belakang.

ADVERTISEMENT
TK Pertiwi di Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, yang dikepung proyek Tol Jogja-Solo, Senin (8/11/2022).TK Pertiwi di Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, yang dikepung proyek Tol Jogja-Solo, Senin (8/11/2022). Foto: Jarmaji/detikJateng

Selain bising suara alat berat dan getaran dari kegiatan pemadatan tanah, lanjut dia, bau solar juga dirasa pekat. Bahkan, bau solar itu sampai masuk ke ruang kelas.

"Terus bau solar. Kemarin itu bau solar, anak-anak kan nggak kuat solarnya terlalu pekat banget, baunya pekat banget. Sampai saya tutup (pintu ruang kelas), saya semprot parfum," imbuh dia.

Tak hanya itu, jika cuaca panas juga berdebu. Kemudian saat usai turun hujan, jalan di sekitarnya menjadi becek. Di samping sekolah atau belakang Balai Desa juga terlihat kumuh. Semak belukar cukup rimbun dan ada genangan air karena selokannya mampet.

Kepala TK Pertiwi Guwokajen, Sriyani, mengungkapkan sudah hampir sekitar satu tahun terakhir kegiatan belajar mengajar di tengah bising dan debu di musim kemarau lalu. Belum lagi, akses menuju TK sudah tertutup dinding terowongan jalan tol.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Sebelum dibuatkan akses jalan setapak, guru dan wali murid yang mengantar anaknya mengakses sekolah lewat balai desa Guwokajen. Memarkirkan motor di halaman balai desa, kemudian berjalan melewati jalan setapak kebun belakang Balai Desa yang penuh semak belukar.

"Saat pembelajaran ya terganggu. Saat pemadatan tanah itu seminggu terakhir getarannya terasa sekali. Jadi tegang semua. Belum lagi suara bising dan debunya," ungkap Sriyani.

Akibat polusi debu, ungkapnya, sampai ada yang batuk pilek. TK Pertiwi ini saat ini memiliki 22 siswa. Sudah direncanakan untuk memindahkan belajar mengajar siswa ke tempat sementara. Yaitu dengan mengontrak rumah penduduk yang kosong. Sayangnya, belum ada yang cocok.

Rumah-rumah yang disurvei dinilai belum memenuhi spesifikasi. Sebab inventaris sekolah cukup banyak. Belum lagi, perlu tempat belajar yang nyaman dan aman serta ketersediaan kamar mandi.

Dia berharap, bisa segera dibangunkan gedung TK yang baru. Agar bisa langsung pindahan.

Halaman 2 dari 2
(rih/aku)


Hide Ads