Francesco Bagnaia berhasil menyabet Juara Dunia MotoGP 2022 setelah finis di urutan kesembilan pada balapan seri terakhir di Circuit Ricardo Tormo, Valencia. Kesuksesan 'Pecco' Bagnaia itu tak lepas dari peran salah satu warga Kebumen, Jawa Tengah bernama Mugiyono. Seperti apa ceritanya?
Mugiyono (40) adalah warga Desa Karangmojo, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Pria yang sekarang tinggal di Cikarang, Jawa Barat ini bertugas sebagai Racing Service Helm KYT dan Suomy yang dikenakan oleh para pembalap dari kelas Moto3, Moto2 hingga MotoGP, termasuk helm Bagnaia.
"Kalau yang pakai KYT sama Suomy saya tangani semua ada 12 pembalap belum lagi kalau ada tambahan bisa ada 14 pembalap. Dari kelas Moto3 empat pembalap, Moto2 empat, MotoGP-nya ada tiga. MotoGP-nya ada Aleix Espargaro pakai KYT, Enea Bastianini pakai KYT, ada Francesco Bagnaia pakai Suomy. Tapi terkadang ada pembalap wild card yang pakai KYT jadi total 12 pembalap," kata Mugi, sapaan akrabnya, saat dihubungi detikJateng, Senin (7/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menangani helm di ajang balap motoGP, Mugi bekerja di pabrik helm KYT dan Suomy di daerah Cikarang sejak 2004. Karena tuntutan pekerjaan, akhirnya ia pun harus bertugas memberikan servis helm terbaik untuk para pembalap. Bahkan, beberapa tahun sebelumnya ia terjun terlebih dahulu melayani pembalap pada kejuaraan balap lokal.
"Ya saya kan emang kerja di pabriknya di pabrik helm KYT yang di Cikarang. Itu pabrik berdiri tahun 2004, tapi saya berkecimpung itu tahun 2013 itu udah mulai balap servis helm tapi waktu itu saya belum berkecimpung di dunia balap MotoGP. Awalnya saya dulu di (balapan) lokal kayak Kejurda gitu di Jogja, Bandung, Surabaya awalnya begitu. Habis lokal saya masuk ke Asia yaitu Asia Road Racing Champion yang ada di Buriram, di Malaysia, China, Jepang. Jadi tahun 2016-an saya sudah mulai ikut servis balap di MotoGP," terangnya.
![]() |
Para pembalap yang didukung helm asal Indonesia itu dilayani dengan profesional oleh Mugi. Semua keluhan pembalap, langsung ditangani untuk mendukung performa maksimal di lintasan balap.
"Kalau ada keluhan langsung ke saya, contohnya misal Enea butuh apa kadang-kadang kalau dia lagi sibuk paling saya WA dulu ke Enea, kalau pas lagi nggak sibuk ya langsung ketemu pembalapnya langsung saya tanya kamu butuh kaca apa aja. Kan helmnya ready ada empat, tapi kadang-kadang cuaca kita nggak pernah tahu, kadang hujan kadang mendung kadang panas, jadi saya tanya dulu helm mau pasang kaca apa aja gitu, ke semua pembalap juga gitu termasuk Bagnaia," paparnya.
Meski mengaku lebih sering bertemu dengan pembalap kelas para raja, namun ia mengaku tetap menyamaratakan kinerja tanpa membeda-bedakan pembalap lain yang berada di kelas Moto3 atau Moto2. Bertahun-tahun dekat dengan para pembalap kelas dunia, tentunya mereka juga tahu jika Mugi berasal dari Indonesia.
"Kalau (pembalap) paling dekat si semuanya dekat ya, semua sama akrab tapi lebih akrab sama yang pembalap MotoGP karena kan kalau sama yang pembalap MotoGP saya ngambil (helm) dan nganterin. Nah kalau Moto3 kadang papanya yang nganterin, saudaranya atau mekaniknya," lanjutnya.
"Ya kalau ketemu sama pembalap pasti ngobrol, mereka juga tahu saya dari Indonesia kan sudah kenal lama," sambung Mugi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Kemampuannya yang diakui dunia dan dibutuhkan untuk menyukseskan pembalap di setiap lintasan balap membuatnya bangga dan bersyukur. Tahun ini, bahkan ia bisa ikut mengantarkan dua juara dunia sekaligus di kelas Moto2 dan MotoGP
"Kalau untuk membanggakan saya bangga ya, terutama sama diri sendiri alhamdulillah bener-bener nggak nyangka bisa sampai sejauh ini gitu. Bangga juga bisa nganterin dua juara dunia, Augusto Fernandez juara Moto2 dan Francesco Bagnaia juara MotoGP. Sama itu, Enea Bastianini yang juara 3 di MotoGP," lanjutnya.
Namun kebanggaan itu dirasa belum lengkap lantaran belum ada pembalap Indonesia yang ikut terjun di ajang balap sepeda motor paling bergengsi itu. Ia pun berharap tahun depan dan tahun-tahun berikutnya masih bisa kembali ke motoGP sembari menunggu pembalap Indonesia mendapatkan sentuhannya langsung.
"Mudah-mudahan ke depannya ada pembalap Indonesia di ajang Moto2 atau MotoGP, karena sekarang sudah ada Mario Aji di Moto3. Mudah-mudahan tahun-tahun yang akan datang selama saya masih ada di racing service mudah-mudahan saya bisa menangani helmnya pembalap Indonesia yang berkecimpung di Moto2 atau MotoGP biar lebih bangga," tutupnya.