"Kalau saya lihat ini kan kelalaian juga dari pelaksana (normalisasi sungai) jadi pelaksana itu tidak pernah memperkirakan debit air kondisi saat ini, cuaca saat ini seperti apa," katanya usai meninjau lokasi banjir di RT 08/RW 07, Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Semarang, Minggu (6/11/2022).
Tanggul jebol pertama kali terjadi pada 13 Oktober lalu yang mengakibatkan 6 RW di dua kelurahan. Kali ini, sekitar 6 RT di RW 7 Mangkang Wetan kembali kebanjiran.
"Ini sudah dua kali loh, yang pertama 3 minggu yang lalu (tanggul jebol) yang di Kelurahan Wonosari, dampaknya di Mangkang Wetan juga," katanya.
Menurut Kadarlusman yang akrab disapa Pilus itu, tanggul jebol kali ini dikarenakan adanya penyempitan arus sungai untuk jembatan darurat karena jembatan resmi yang direncanakan belum bisa dibuat.
"Di sini kan ada jembatan darurat, tanggul yang sudah 25 meter, jembatan darurat hanya 8 meter otomatis mengalami bottle neck di sana, sehingga ledakan terjadilah di sini dan itu yang tidak terprediksikan," jelasnya.
"Memang di sini ada kendala juga, sebenernya jembatan sudah mau dilaksanakan oleh pihak PT Adhi Karya tapi ada problem salah satu warga yang tanahnya itu sudah diberli oleh PT ternyta mereka masih mengklaim itu masih miliknya, nah ini juga menjadi persoalan," sambungnya.
Usai kejadian ini, ia akan berkoordinasi dengan pelaksana proyek normalisasi Kali Beringin. Harapannya, kejadian serupa tak terulang lagi.
"Ini kan sudah mendekati Desember, belum Desember saja sudah seperti ini, nah kami khawatir nanti bulan Desember kaya apa kalau tidak diantisipasi secara dini. Kami akan segera melakukan koordinasi," jelasnya.
Terkait penanganan banjir, Pilus sudah membagikan sejumlah nasi bungkus untuk warga yang terdampak banjir. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemkot untuk penanganan banjir sementara.
"Besok pagi kita usaha bikin dapur umum untuk warga yang rumahnya benar-benar seperti ini," lanjutnya.
(sip/sip)