Melihat Deretan Yoni Abad ke-9 yang Jadi Ikon Desa Banyuwangi Magelang

Melihat Deretan Yoni Abad ke-9 yang Jadi Ikon Desa Banyuwangi Magelang

Eko Susanto - detikJateng
Senin, 31 Okt 2022 18:33 WIB
Yoni di Kantor Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Senin (31/10/2022).
Yoni di Kantor Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Senin (31/10/2022). (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Kab Magelang -

Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, memiliki ikon berupa yoni. Benda cagar budaya peninggalan abad ke-9 tersebut dipamerkan di dekat kantor balai desa.

Pantauan detikJateng, benda cagar budaya berupa yoni ini diletakkan di samping kantor desa. Oleh pihak Pemdes Banyuwangi, yoni ini dibuatkan tempat khusus. Ada 11 batuan cagar budaya di lokasi itu yang antara satu dengan yang lainnya diikat dengan besi agar aman dan tidak berpindah tempat.

Kepala Desa Banyuwangi, Asnawi mengatakan yoni tersebut ditemukan sekitar tahun 2011. Benda cagar budaya tersebut ditemukan di tanah-tanah warga di sebelah timur Dusun Sangubayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 2014, Kepala Desa dulu Pak Suwondo punya inisiatif karena ini betul-betul peninggalan sejarah dan tidak semua desa punya. Ini menjadi bukti bahwa peradaban dulu di Desa Banyuwangi jelas sudah ada. Punya inisiatif untuk dikumpulkan dan dikelola di balai desa," kata Asnawi kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (31/10/2022).

Kemudian dalam awal kepemimpinannya sekitar tahun 2020, batu tersebut didaftarkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah. Untuk itu, Desa Banyuwangi diberikan kewenangan untuk merawatnya.

ADVERTISEMENT

"Saya berikan tempat seperti itu untuk edukasi anak-anak. Banyak sekali, setiap ada tamu yang di sini bertanya karena tidak semua desa punya itu. Sampai hari ini, betul-betul menunjukkan bahwa sebenarnya Banyuwangi itu jelas-jelas yang subur makmur," ujarnya.

"(diikat besi) Supaya aman saja, untuk safety saja. Saya rangkai pakai besi untuk pengamanan dari tangan-tangan jahil. Makanya kalau ada orang jahil mbok batu sebiji bernilai," kata Asnawi.

Alasan lingga yoni di taruh di luar, kata dia, untuk menjadi ikon Desa Banyuwangi "Biar jadi ikon Banyuwangi saja. Karena, banyak sekali potensi wisata karena pandemi semua program blank, anggaran semua untuk pandemi," tuturnya.

Dihubungi terpisah, Koordinator Juru Pelihara Candi Selogriyo, Candiretno, Iswanto pengumpulan benda cagar budaya di satu lokasi itu merupakan salah satu idenya. Pihaknya khawatir benda cagar budaya tersebut tercecer.

"Itu perkiraan termasuk abad ke-9, peninggalan Mataram Kuno. Dulu kronologinya Sekretaris Desa Banyuwangi soal benda-benda seperti itu antusias sekali. Itu hasil pengambilan ada yang di sungai, jurang, sawah, diamankan, didokumentasikan jadi satu sebagai pembelajaran masyarakat di situ," ujar Iswanto.

"Kami terima kasih, takutnya kalau hilang atau rusak, jadinya dikumpulkan. Pihak BPCB sendiri juga nggak apa-apa, terima kasih. Ide saya, kok eman-eman kececer, terima kasih Pemdes Banyuwangi, antusias dan peduli sekali," pungkasnya.

Yoni di Kantor Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Senin (31/10/2022).Yoni di Kantor Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Senin (31/10/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng



(aku/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads