Salah satu dukuh di Sragen memberikan fasilitas rumah dinas untuk Ketua RT mereka. Ternyata asal duit untuk rumah dinas untuk Ketua RT itu bersumber dari mata air di kampung mereka.
Fasilitas rumah dinas untuk Ketua RT 15 di Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen bersumber dari mata air yang ada di desa mereka untuk mendapatkan uang kas RT. Hasil dari kas RT itu digunakan untuk membeli tanah seluas 195 meter persegi, dengan bangunan seluas 70 meter persegi seharga Rp150 juta pada bulan Agustus 2022 lalu.
Ketua RT 15, Joko Suyono (56) mengatakan, ada dua sumber pendapatan kas RT-nya. Uang tersebut dimanfaatkan untuk membangun dusunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pertama dari retribusi mobil air lewat. Biasanya mereka per lewat memberi Rp 3.000. Lalu ada dari arisan atau uang iuran warga," kata Joko saat dihubungi detikJateng, Jumat (28/10/2022).
Joko menuturkan setiap 35 hari, uang retribusi kendaraan air yang melintas bisa mencapai Rp 6 jutaan. Sementara itu, uang arisan atau iuran setiap 35 hari kas RT mendapatkan tambahan Rp 750 ribu-1 Juta.
Uang tersebut dimanfaatkan warga untuk membeli inventaris, seperti perlengkapan dapur, meja, kursi. Bahkan membeli lahan, dan membangun bangunan untuk gudang inventaris maupun balai pertemuan warga.
"Beberapa waktu lalu, uang kas RT juga digunakan untuk memperbaiki jalan kampung. Dulu pernah mendapatkan dana aspirasi dari Dewan, tapi sudah lama sekali tidak dapat lagi," ucapnya.
Selain dimanfaatkan untuk RT, uang dari air bersih itu juga dimanfaatkan Karang Taruna RT 15. Setiap bulan Pemuda mendapatkan sekira Rp 300 ribu dari air bersih tersebut.
Sumber mata air ini sendiri juga menjadi sumber pendapatan bagi Desa Karangpelem. Kepala Dusun (Kadus) II Desa Karangpelem, Suryo Hadi mengatakan, ada tiga sumber mata air di desanya.
Mata air di Desa Karangpelam ini banyak diminati karena memiliki kualitas air yang cukup baik. "Dulu pernah diteliti. Kadar kaporitnya rendah, dan kandungan mineralnya tinggi," kata dia.
Biasanya, air tersebut diambil masyarakat dengan menggunakan mobil tangki maupun mobil pikap menggunakan jeriken. Setiap mobil yang mengambil air bersih di sana membayar retribusi sebesar Rp 7 ribu per 2.000 liter.
Selain itu, BUMDes Budi Makmur desa Karangpelem juga memanfaatkan mata air untuk mengisi kolam renang. Di sana juga terdapat satu pabrik air mineral milik swastta.
"Manfaat sumber mata air ini memang sangat dirasakan oleh warga," pungkasnya.
(ams/ahr)