Longsor di Siwarak Purbalingga, Kades Minta Pemkab Relokasi 1 RT

Longsor di Siwarak Purbalingga, Kades Minta Pemkab Relokasi 1 RT

Vandi Romadhon - detikJateng
Rabu, 26 Okt 2022 15:47 WIB
Longsor di Desa Siwarak Kecamatan Karangreja Purbalingga, Oktober 2022.
Longsor di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Oktober 2022. Foto: Vandi Romadhon/detikJateng
Purbalingga -

Longsor di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, menyebabkan 48 rumah warga setempat tak bisa dihuni. Kini, ratusan warga berada di tempat pengungsian.

Dari pantauan detikJateng, Rabu (26/10/2022), longsor di Desa Sirawak itu cukup parah. Jalan menuju RT 04 RW 07 Desa Siwarak tertutup guguran tanah. Aliran listrik di kawasan itu mati total karena ada tiang listrik yang ikut roboh dan menutup jalan.

Kepala Desa Siwarak, Suratman, meminta Pemerintah Kabupaten Purbalingga merelokasi warga satu RT yang terdampak longsor itu. Menurutnya, lokasi bencana itu sudah tidak layak untuk ditinggali kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini di luar dugaan kami, saya sendiri tidak mengira tadi pagi bisa separah itu. Berarti pergerakannya masih sampai hari ini, ketika ada hujan turun pasti ada pergerakan (tanah)," kata Suratman.

Suratman mengatakan, Pemdes Siwarak sejak 2016 telah mendorong wacana relokasi warga satu RT itu. Namun, sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari pemerintah daerah.

ADVERTISEMENT
Longsor di Desa Siwarak Kecamatan Karangreja Purbalingga, Oktober 2022.Tiang listrik roboh di lokasi longsor Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Oktober 2022. Foto: Vandi Romadhon/detikJateng

"Sejak 2016 sudah ada pengajuan untuk relokasi, karena tanah di sana cukup mengkhawatirkan. Apalagi sekarang sudah ada bencana tanah, sudah terbuka, maka jika kemasukan air lagi pasti kembali longsor," ujarnya.

Suratman menjelaskan, di lokasi longsor itu terdapat 48 rumah yang dihuni 177 jiwa. Dia berharap bencana ini menjadi perhatian pemerintah daerah untuk memastikan keamanan warganya.

"Tanah sudah terbuka, sehingga jika kemasukan air, pelan atau cepat tanah bergerak. Sementara itu kalau pergerakannya cepat, kurang lebih 48 rumah itu hilang," tuturnya.

Melihat kondisi di lapangan, Suratman menambahkan, warga akan tetap bertahan di pengungsian.

"Sehingga kalau kondisinya seperti ini, dalam waktu dekat tidak mungkin warga untuk dikembalikan ke rumah asal. Saya berinisiatif menyiapkan alternatif, salah satunya tanah desa untuk relokasi," pungkasnya.




(dil/ams)


Hide Ads