Setiap hari, Raswan yang hanya lulusan SD ini hanya bisa bekerja sebagai buruh serabutan demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Ia juga harus mengurus ketiga anggota keluarganya yang sakit, mulai dari memasak, mencuci, bersih-bersih rumah, hingga memandikan mereka.
Meski hidup terbalut beban derita dan kepiluan, Raswan tetap bersabar dan tak pernah meminta-minta pada siapa pun. Bantuan sembako dari pemerintah bisa sedikit meringankan beban untuk menyambung hidup karena kebutuhan lain juga tentu sangat diharapkan. Jika ada tetangga yang memberikan bantuan apa pun ia terima dengan rasa syukur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kesehariannya buruh serabutan. Kalau dibilang repot ya repot, tapi ya tetap dipaksa bagaimana caranya biar bisa ngopeni semua. Kalau saya nggak mau kalau disuruh minta ini minta itu, ya tahu sendirilah kalau saya repot. Tapi kalau saya suruh minta-minta ya gimanalah, yang penting ada yang bantu meringankan," tuturnya.
Bahkan, karena repotnya, ia rela untuk tidak menikah demi mengurus keluarganya. Selain repot, ia juga sadar akan kondisi ekonomi keluarga yang mungkin membuat calon istri tidak bisa menerima.
"Sampai sekarang belum nikah. Ya gimana, kondisi saya aja begini jadi tidak sempat mikir perempuan dan nikah," imbuhnya.
Ditemui di rumah keluarga Raswan, Kaur Perencanaan Desa Pucang Agung, Poniran (43), mengatakan keluarga tersebut sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Para tetangga pun juga sering memberikan bantuan berupa makanan.
"Keluarga ini sudah tercatat dalam Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) jadi tiap bulannya ambil di kantor pos," kata Poniran.
(rih/aku)