Seorang balita, Emmy (3) menjadi satu-satunya anak yang selamat dari pembantaian horor di penitipan anak, Thailand utara, pada 6 Oktober 2022 lalu. Saat ditemukan, Emmy terjaga di antara jasad teman-temannya.
"Dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi saat bangun, kata kakeknya, Somsak Srithong (59), seperti dilansir BBC saat ditemui di kediamannya, Senin (10/10/2022).
Tubuh Emmy melingkar di antara mayat teman-temannya.
"Dia mengira teman-temannya masih tidur. Seorang petugas polisi menutup wajahnya dengan kain dan menggendongnya keluar dari ruangan penuh darah," lanjut Somsak Srithong.
Petugas penyelamat itu membawa Emmy ke lantai dua untuk melindunginya dari pemandangan mengerikan tersebut. Tim penyelamat kemudian menyisir dua ruang kelas lainnya berharap menemukan penyintas lagi.
Namun ternyata Emmy adalah satu-satunya anak yang bertahan hidup dalam pembunuhan massal di Nong Bua Lamphu tersebut.
37 Orang Tewas dalam Pembantaian Thailand
Total sebanyak 37 orang tewas termasuk istri dan anak tiri pelaku. Dari total korban tersebut, 24 orang di antaranya merupakan anak-anak.
"Saya bersyukur dia selamat. Saya peluk dia erat-erat saat pertama melihat dia, ujar Somsak.
Ibu Emmy Diliputi Rasa Syukur
Ibu Emmy, Panompai Srithong (35), mendapat informasi semua anak di sekolah itu meninggal dunia dan sempat harus diyakinkan putrinya lolos dari maut.
"Saya akhirnya bisa video call dengan Emmy dan rasa syukur dan lega membanjiri saya," katanya.
Kota kecil itu dipenuhi dengan keluarga-keluarga yang berduka. Dan untuk beberapa hari pertama, kakek-nenek Emmy tidak tahu apa yang harus dikatakan pada cucu mereka.
"Kami memberitahu dia pelan-pelan saat dia bermain dengan boots Hello Kitty kesukaannya di taman," kata Panomai Srithong.
Emmy Terus Tanyakan Sahabatnya yang Tewas
Emmy terus menanyakan sahabatnya, Pattarawut (3) yang biasa dipanggilnya Taching.
Mereka selalu tidur siang bersebelahan sampai kaki mereka bersentuhan. Emmy juga selama ini sangat senang bersekolah dan ingin menjadi seperti guru-gurunya.
"Neneknya akhirnya bilang kalau semua teman sekolahnya telah meninggal dunia, juga guru-gurunya, dan sekolahan tutup," kata sang ibu.
"Setiap hari, dia bilang ingin pergi ke sekolah. Kami harus memberi tahu dia kalau sekolahnya tutup, setiap hari. Dia terlalu kecil untuk memahami konsep tentang kematian," lanjut dia.
Simak Video "Horor Pembantaian Sadis di Thailand, 22 Anak Ditembak-Ditusuk"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)