Nama HM Subchan ZE diabadikan di sebuah jalan di Kudus. Kematian sosok dikenal yang keras menentang adanya PKI pascakejadian Tragedi 1965 itu disebut misterius.
Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Tsabit Azinar Ahmad, mengatakan pria kelahiran Kepanjen, Malang Selatan, 22 Mei 1931 itu meninggal dunia di usia 42 tahun. Subchan meninggal dunia saat sedang berada di Arab.
Subchan diduga menjadi korban operasi intelijen yang dilakukan penguasa pada kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada awalnya memang Soeharto dengan proses pergantian itu. Di awal itu tidak sepakat dengan pikiran Soeharto, sebelum meninggal. Beliau meninggal dunia waktu kecelakaan di Arab. Dikaitkan dengan operasi intelijen itu, tapi hal tersebut perlu dibuktikan kembali," jelasnya saat berbincang dengan detikJateng, beberapa waktu lalu.
Terlepas dari kematiannya tersebut, Tsabit mengatakan sosok Subchan layak mendapatkan gelar pahlawan Indonesia. Terlebih jasa-jasa membawa perubahan Indonesia pada masa peralihan tersebut.
"Terkait dengan usulan gelar pahlawan itu ada proses berjenjang dari tingkat provinsi, tingkat nasional, yang penting itu ada pembuktian peranannya ya itukan harus bisa dokumentasi. Kalau sudah jelas data atau fakta yang mendukung apalagi dia ini merupakan tokoh nasional ya itu saya kira esensial layak," tuturnya.
HM Subchan ZE Jadi Nama Jalan di Kudus
Jalan HM Subchan ZE berada tepat depan Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus. Jalan Subchan ZE berada dari Dishub Kudus sampai ke utara perempatan Jember. Tiang plang penunjuk jalan masih jelas. Di tiang itu tertera tulis "HM Subchan ZE".
Arus lalu lintas di jalan tersebut tampak ramai. Baik dari roda dua dan roda empat yang menuju kota Kudus atau sebaliknya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus, Sam'ani Intakoris mengatakan jalan di Kudus beberapa menggunakan nama tokoh yang ada di Kota Kretek itu. Salah satunya nama Subchan ZE. Menurutnya sosok Subchan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Terutama di Kudus.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
"Jalan di Kudus menggunakan nama tokoh, seperti Nitisemito, Sosrokartono, dan HM Subchan ZE," kata Sam'ani kepada detikJateng, beberapa waktu lalu.
Sam'ani pun berencana untuk mengusulkan nama-nama tokoh yang dijadikan jalan untuk mendapatkan gelar pahlawan. Selain nama Subchan ZE, juga ada nama jalan Nitisemito hingga Sosrokartono yang makamnya ada di Kudus.
"Nanti akan kita kumpulkan nama-nama tokoh itu termasuk Subchan ZE ini untuk mendapatkan gelar pahlawan," ujarnya.
Kisah Subchan ZE di balik meminta pembubaran PKI
Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Tsabit Azinar Ahmad mengatakan HM Subchan ZE memiliki nama Subchan Zaenuri Echsan. Subchan ZE lahir di Kepanjen, Malang Selatan, 22 Mei 1931.
Kata dia, Subchan dikenal tumbuh di lingkungan santri di wilayah Kabupaten Kudus. Ayah Subchan bernama Rochlan Ismail. Dia adalah mubaligh, pedagang, dan pengurus Muhammadiyah di Malang. Sedangkan ibunya pengurus Aisyiyah. Subchan waktu kecil diangkat anak oleh pamannya, Zaenuri Echsan yang merupakan pengusaha rokok kretek asal Kudus.
"Itu dari Partai NU, itu pernah tinggal di Kudus," kata Tsabit saat dihubungi detikJateng siang tadi.
Dia mengatakan sosok Subchan dikenal merupakan tokoh nasional. Dia berasal dari Partai NU pada tahun 1950an tersebut. Tsabit menyebutkan jika Subchan salah satu tokoh yang meminta untuk membubarkan PKI pasca kejadian pada tahun 1965.
"Dia waktu itu menjadi salah satu komponen yang perannya besar untuk menghancurkan PKI pasca kejadian1965, karena dia waktu juga menggerakan Banser juga salah satu, karena dia merupakan tokoh juga dari Partai NU," ujar Tsabit.
"Karena politik NU dan kemudian secara politik berseberangan dengan PKI, maka jelas dia menjadi tokoh anti-PKI. Karena sebagian besar orang NU waktu itu anti dengan PKI. Apalagi menjadi pimpinan puncaknya di situ," Tsabit mengimbuhkan.
Menurutnya Subchan juga sempat menjadi Wakil MPRS saat peralihan kepemimpinan pada tahun 1960-an. Subchan lanjut dia dikenal yang mengkritik keras kebijakan orde baru yang dipimpin oleh Soeharto.
"Yang jelas pernah menjadi wakil MPRS waktu Soekarno turun itu. Dia sebagai wakil ketua MPRS pada saat Soekarno turun," ungkapnya.
Simak Video "Video: Banjir Landa Puluhan Desa di Kudus, Ketinggian Air di Mejobo Capai 1 Meter"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)