Pohon Leses di Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah bukan saja unik karena ukurannya yang raksasa dengan diameter 10-15 meter. Namun pohon purba tersebut menyimpan banyak cerita warga sekitar.
"Ya memang ada ceritanya. Pohon Leses kan ada tiga, yang di Dusun Tegalrejo itu yang paling tua," tutur Kadus I Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Boyolali Tri Abdullah kepada detikJateng, Minggu (18/9/2022) siang.
Menurut Tri, dari cerita turun-temurun ketiga pohon tersebut diyakini satu keluarga. Yang pohon raksasa paling besar disebut Leses lanang (laki -laki).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang besar itu sering disebut Leses Lanang. Yang di sendang itu Leses wadon (wanita), meskipun lebih kecil ukurannya tapi usianya sama dan yang satu kecil itu anaknya," jelas Tri.
Nyoto (90) sesepuh Dusun Tegalrejo, Desa Tambak menyatakan pohon Leses raksasa itu berada di tegalan milik tetangganya, Yoto Jumi. Tegalan tersebut dapat sekitar pernah menjadi perkebunan penjajah Belanda.
![]() |
"Tegalan disini ini dulu menurut orang tua dan kakek saya sempat jadi perkebunan Belanda di masa keraton. Tanaman utama tebu, dan kayu sehingga seperti hutan, dan pohon itu sudah ada," tutur Nyoto.
Sepengetahuannya, lanjut Nyoto, pohon Leses raksasa itu belum pernah ambruk. Tapi dahannya patah pernah terjadi dua kali.
"Seumur saya, belum pernah ambruk. Tapi dahannya patah sudah dua kali, ukurannya juga besar, itu masih ada sisanya," imbuh Nyoto sambil menunjuk potongan kayu berdiameter sekitar 80 centimeter di tepi jalan.
Jimin Riyanto (60) warga Dusun Tegalrejo, Desa Tambak menceritakan pohon Leses raksasa itu di ladang milik kakaknya, Yoto Suparno atau Yoto Jumi. Sejarah dari ayah dan keluarga memang tegalan sekitar kampung dulunya disewa Belanda.
"Dulu tegalan disini pernah jadi perkebunan Belanda. Kalau cerita aneh-aneh tidak ada tapi pernah difungsikan untuk mengintai musuh jaman perang melawan Belanda," terang Jimin.
Dikatakan Jimin, ada tiga pohon Leses di sekitar kampungnya. Yang besar disebut Leses Lanang, yang dekat sendang Leses wadon.
![]() |
"Disebut Leses Lanang dan wadon yang dekat sungai. Tidak untuk nenepi tapi kalau orang foto - foto di lokasi sering, bahkan bisa naik juga," papar Jimin.
Baca selanjutnya di halaman berikutnya...
Pohon Leses raksasa itu, papar Jimin, sekitar 10 tahun lalu pernah ditawar hendak dibeli orang. Harga yang ditawarkan Rp 50 juta.
"Sekitar 10 tahun lalu pernah ditawar, kalau tidak salah Rp 50 juta tapi tidak diberikan. Kayunya yang patah juga pernah dijual ke pasar tapi saat kayu yang lain laku, tak satu pun orang berminat," sambung Jimin.
Di masa lalu, tambah Jimin, pada batang pohon tersebut konon ada sebatang busur panah menancap. Panah tersebut kini hilang ditelan batang.
"Dulu ceritanya ada satu busur panah menancap. Tapi karena tidak diambil jadi hilang ditelan batang pohon yang tumbuh terus," pungkas Jimin.