Burung Langka Papua Diselundupkan Pakai KRI, KSAL: Usut!

Burung Langka Papua Diselundupkan Pakai KRI, KSAL: Usut!

Tim detikNews - detikJateng
Senin, 12 Sep 2022 17:04 WIB
KSAL Laksamana Yudo Margono memimpin HUT ke-77 TNI AL di Kesatrian TNI AL Pondok Dayung, Jakarta Utara, Senin (12/9/2022).
KSAL Laksamana Yudo Margono memimpin HUT ke-77 TNI AL di Kesatrian TNI AL Pondok Dayung, Jakarta Utara, Senin (12/9/2022). Foto: Wildan Noviansah/detikcom
Solo -

Mencuat dugaan penyelundupan hewan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Penyeludupan itu diduga terjadi di KRI Teluk Lada 521.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono pun memerintahkan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal) untuk mengusutnya.

"Saya perintahkan Puspomal untuk melaksanakan pemeriksaan dan pengusutan tentang itu. Sudah saya perintahkan Danpuspomal untuk melaksanakan pemeriksaan dan pengusutan," kata Yudo di Kesatrian TNI AL Pondok Dayung, Jakarta Utara, Senin (12/9/2022), dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudo mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan tentang kapal tipe landing ships tank (LST) itu berangkat dari Sorong Papua Barat ke Surabaya Jawa Timur dengan membawa satwa berupa sejumlah burung yang dilindungi. Yudo mengungkapkan, burung-burung itu dilaporkan diselundupkan dengan KRI Teluk Lada 521.

"Ya sudah, sudah ada laporan ke saya. Saya dapat infonya bahwa kapal KRI Teluk Lada dari Sorong ke Surabaya kemarin bawa burung banyak. Nggak tahu jumlahnya berapa itu, banyak sekali, 30-an (ekor burung)," kata Yudo.

ADVERTISEMENT

Namun, hingga kini Yudo belum dapat memastikan apakah prajuritnya terlibat dalam penyelundupan hewan langka, atau prajuritnya berulah membeli puluhan burung langka untuk dibawa pulang.

"Makanya ini dalam pemeriksaan dan pengusutan, apakah itu mafia penyelundupan burung atau hanya sekadar ABK yang membeli untuk ya biasanya kan pulang bawa kenang-kenangan," ujarnya. Meski demikian, Yudo menegaskan tindakan itu dilarang.

"Padahal itu (penyelundupan) dilarang sebenarnya. Tentunya ini nanti komandan kapal akan kita periksa," ujar Yudo.

"Tentunya dia harus bertanggungjawab membawa burung langka dari Papua yang dilindungi Undang Undang," imbuh dia.




(dil/sip)


Hide Ads