Bupati Karanganyar, Juliyatmono, angkat bicara mengenai video viral dirinya yang mengomentari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Dia mengaku hanya berniat memberi motivasi kepada masyarakat.
Video 28 detik berisi komentar Yuli yang direkam pada Selasa (30/9) malam tersebut viral di media sosial. Pernyataan yang dipadu dengan gurauan itu menjadi kontroversial karena dia meminta masyarakat tidak perlu pergi jika tidak memiliki uang.
Kepada wartawan, Yuli menjelaskan dirinya berniat memberi motivasi kepada masyarakat agar tidak terlalu khawatir dengan kenaikan harga BBM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu motivasi, mendinginkan keadaan. Cara menanggapinya tidak boleh emosional. Hidup ini harus disyukuri dalam posisi apapun," kata Yuli kepada wartawan, Senin (12/9/2022).
"Ini kan psikologi orang dengan beban ekonomi berat tidak boleh ditambahi beban pikiran yang berat-berat," ujarnya.
Dia pun menyebut bahwa pemerintah pun tak akan tinggal diam ketika harga BBM naik. Masyarakat yang kurang mampu, menurut dia, akan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Negara ini nggak mungkin akan membiarkan warganya sulit. Semua Pasti dibantu, diatasi, apalagi kebutuhan pangan," kata dia.
Terkait ucapannya yang meminta masyarakat agar mandi kalau merasa lapar, Yuli menjelaskan hal tersebut merupakan lelucon di masa kecilnya.
"Karena kalau kita kecil puasa dulu, jam 12 dah kelaparan, mandi. Kan jadi seger menunggu berbuka," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, video Juliatmono viral mengomentari kenaikan harga BBM dalam sebuah acara di halaman Kecamatan Colomadu, Selasa (30/8) malam.
"Opo maneh pemerintah ki rencanane arep ngunggahne Pertalite. Mungggah karepe ra karepe, wong ndek wingi tuku yo iso, ora sah ditanggapi ribet-ribet ya, ngono. (Apalagi pemerintah ini rencananya akan menaikkan harga Pertalite. Naik ya biar naik, kemarin juga bisa beli. Nggak usah ditanggapi ribet-ribet ya? Gitu)," ujar Yuli dalam video.
Yuli kemudian melanjutkannya dengan gurauan yang memang menjadi gaya khas politisi Partai Golkar ini. Dia mengatakan agar masyarakat tidak perlu pergi jika tidak punya uang.
"Wah kok ra duwe duit? Ora usah lungo. Ngono kan penak to, turu neng ngomah, nyetel campursari. Luwe? Adus, ngono kok repot. (Wah kok nggak punya uang? Nggak usah pergi, gitu kan enak, tidur di rumah, mendengarkan campusari. Lapar? Mandi, gitu kok repot)," kata Yuli disambut tawa hadirin.
(dil/aku)