8 Fakta Bendera Merah Putih Gagal Berkibar di Upacara HUT RI Pemkot Solo

Round-Up

8 Fakta Bendera Merah Putih Gagal Berkibar di Upacara HUT RI Pemkot Solo

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 18 Agu 2022 11:45 WIB
Upacara HUT ke-77 RI yang digelar Pemkot Solo di Stadion Sriwedari, Rabu (17/8/2022).
Upacara HUT ke-77 RI yang digelar Pemkot Solo di Stadion Sriwedari, Rabu (17/8/2022). Foto: Istimewa
Solo -

Bendera Merah Putih gagal berkibar dalam upacara HUT ke-77 RI Pemkot Solo, Rabu (17/8/2022) pagi. Berikut ini rangkuman fakta-fakta insiden yang terjadi di Stadion Sriwedari, Solo, tersebut.

1. Pengait Patah

Bendera Merah Putih tak dapat berkibar karena pengait tali di tiang bendera patah saat pengibaran hendak dilakukan oleh pasukan pengibar bendera atau paskibra.

"Tadi (usai upacara pengibaran bendera) tiangnya diturunkan, ternyata besinya itu patah. Nanti harusnya dibuat ada dua pengait, jadi kalau satu rusak bisa dipakai satunya," kata Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa usai memimpin upacara penurunan bendera di Stadion Sriwedari, Rabu (17/8) sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Bendera Dibentangkan Pakai Tangan

Bendera Merah Putih hanya dibentangkan menggunakan tangan selama lagu Indonesia Raya berkumandang. Setelah lagu Indonesia selesai berkumandang, para peserta upacara tetap memberi apresiasi kepada pengibar bendera. Tepuk tangan pun bergemuruh di Stadion Sriwedari.

"Semangat, semangat," teriak peserta upacara dari arah tribun.

ADVERTISEMENT

3. Tangis Anggota Paskibra

Isak tangis paskibra dan para peserta upacara HUT RI Pemkot Solo pecah saat kejadian Bendera Merah Putih gagal berkibar hingga upacara tersebut usai.

Paskibra tampak menitikkan air mata saat memberi salam kepada hadirin seusai upacara. Saat upacara masih berlangsung juga terdengar isak tangis baik dari barisan paskibra dan juga dari peserta upacara.

4. Respons Gibran

Saat memberikan amanat upacara, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta para peserta upacara bertepuk tangan untuk menyemangati pasukan pengibar bendera.

"Untuk menyemangati adik-adik paskibra, mohon tepuk tangannya," kata Gibran, Rabu (17/8) pagi.

Gibran Rakabuming Raka pun sempat menepuk beberapa anggota paskibra sambil memberi semangat usai upacara.

"Nggak apa-apa, semangat," kata Gibran.

Kepada wartawan, Gibran menilai insiden tersebut memang tidak dapat diprediksi. Dia kembali memberi semangat kepada pasukan pengibar bendera.

"Yang namanya kejadian seperti ini kecelakaan, tidak bisa diprediksi. Kesalahan kecil saya mohon maaf. Adik-adik Paskibraka sudah semangat," ucapnya.

5. Kesaksian Paskibra

Tiga petugas bendera dalam upacara HUT ke-77 RI Pemkot Solo adalah Muhammad Nabhan Haikal Fikri, Muhammad Fashadhiya Ulhaq, dan Albert Maulana. Naban mengatakan sebetulnya bendera Merah Putih sempat dikaitkan tapi kemudian patah.

"Besi yang untuk mengibarkan bendera patah, sebenarnya sudah sempat dicantolkan," kata Nabhan singkat, Rabu (17/8).

Nabhan dan kawan-kawan pun tak bisa menutupi kesedihannya karena gagal mengibarkan sang Merah Putih. Mereka tampak menitikkan air mata saat memberi salam kepada hadirin seusai upacara.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

6. Pengibaran Ulang Usai Upacara

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa menjelaskan bahwa bendera sempat dikibarkan ulang usai insiden gagalnya pengibaran Merah Putih.

"Tadi setelah selesai upacara pagi itu, langsung kita perbaiki dan mengibarkan kembali bendera Merah Putih," kata Teguh usai memimpin upacara penurunan bendera di Stadion Sriwedari, Rabu (17/8) sore.

Menurutnya tim langsung menurunkan tiang bendera dan mengecek kerusakan. Rupanya pengait besi pada tali patah sehingga tidak bisa dipakai.

"Nanti harusnya dibuat ada dua pengait, jadi kalau satu rusak bisa dipakai satunya," ujar dia.

7. Upacara Penurunan Bendera

Pemkot Solo menggelar upacara penurunan bendera merah putih, Rabu (17/8) sore. Upacara penurunan bendera ini dibuka dengan sajian lagu-lagu nasional oleh paduan suara guru dan siswa SMP se-Kota Solo.

Paskibra berasal dari siswa SMA Kota Solo dan pasukan TNI AU. Prosesi penurunan bendera diiringi lagu Indonesia Raya berlangsung lancar.

Bendera yang telah dilipat kemudian diletakkan di atas baki. Pembawa baki kemudian menyerahkan bendera merah putih kepada inspektur upacara.

Setelah paskibra menunaikan tugasnya, seluruh peserta upacara bertepuk tangan. Berbeda dengan saat pengibaran, kali ini tak terdengar isak tangis dari peserta.

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa yang menjadi inspektur upacara. Sementara Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tidak terlihat hadir.

8. Rasa Lega Paskibra Usai Penurunan Bendera

Perasaan lega dirasakan tiga orang paskibra usai menuntaskan tugas dalam upacara penurunan bendera di Stadion Sriwedari, Solo, Rabu (17/8) sore. Meski sempat merasa deg-degan, mereka bersyukur bendera Merah Putih bisa diturunkan dengan baik.

Adapun tiga petugas penurunan bendera ialah Muhammad Nabhan Haikal Fikri, Muhammad Fashadhiya Ulhaq, dan Albert Maulana. Mereka pun tersenyum senang ketika rangkaian upacara telah berakhir.

"Senang, bersyukur bisa menyelesaikan tugas," kata Nabhan didampingi kedua temannya saat dijumpai di rumah dinas wali kota Loji Gandrung.

Dia mengakui ada perasaan takut karena sempat gagal pada saat pengibaran bendera. Namun pelatih telah menenangkan mereka sehingga berhasil.

"Deg-degan, takut itu pasti, tapi sedikit. Pelatih bilang tenang, rileks, santai, pokoknya harus tenang," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/mbr)


Hide Ads