Kerap Makan Korban, Warga Minta Perlintasan KA Kemijen Semarang Dipalang

Kerap Makan Korban, Warga Minta Perlintasan KA Kemijen Semarang Dipalang

Afzal Nur Iman - detikJateng
Rabu, 03 Agu 2022 14:35 WIB
Situasi di pelintasan kereta, Jalan Cilosari Dalam, Kemijen, Semarang, Rabu (3/8/2022).
Situasi di pelintasan kereta api tanpa palang pintu, Jalan Cilosari Dalam, Kemijen, Semarang, Rabu (3/8/2022). (Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng)
Semarang -

Perlintasan kereta api (KA) tanpa palang di Jalan Cilosari Dalam, Kemijen, Kota Semarang, kerap makan korban. Warga sekitar meminta jalan tersebut dipasang palang perlintasan.

Kejadian terakhir menimpa seorang pemotor yang tewas tersambar kereta api di perlintasan tersebut, Selasa (2/8) kemarin.

"Harapannya ya kalau bisa dikasih palang, soalnya di sini ramai juga walaupun di sini jalan kampung," kata pemilik warung di dekat perlintasan, Nunu (52), saat ditemui di warungnya, Rabu (3/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikJateng di lokasi, terlihat jalan itu memiliki lebar sekitar 6 meter. Bahkan, truk tangki pun bisa melintas dengan leluasa.

Jalan Cilosari Dalam merupakan jalan alternatif yang bisa menghubungkan Jalan Pantura Raya dengan Jalan Kaligawe Raya. Jalan itu biasanya ramai ketika pagi dan sore.

ADVERTISEMENT

Di sana sudah ada plang yang mengingatkan untuk berhati-hati. Namun dari arah Jalan Pantura, tulisannya terbilang kecil dan kurang terlihat jika tidak dari dekat.

"Setiap jam-jam kerja itu kan anak sekolah berangkat, kalau pagi itu ramai kalau siang kan nggak mesti," kata Nunu.

Tanpa ada palang pintu, pengendara yang melintas kerap dihantui rasa takut. Sebab jalan itu terkenal karena sering terjadi kecelakaan atau tersambar kereta.

"Sebenarnya sering sih, cuma kalau sekarang kan nggak kaya dulu, udah jarang, hampir setiap tahun sih," katanya.

Sebelum kecelakaan yang menewaskan pemotor Selasa (2/8) kemarin, seingat Nunu terjadi dua kali kejadian pengendara tersambar kereta di tahun 2021.

"Kemarin tuh kayaknya dua, anak sekolah sama bapak-bapak," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya..

Diwawancarai terpisah, Plt Lurah Kemijen, Bambang Sumgodo, menyebut sudah ada aspirasi warga yang meminta adanya palang di perlintasan itu. Dia juga menyebut jalan itu sudah seperti jalan utama bagi warganya.

"Kalau itu (aduan warga) mungkin sudah yang Pak Lurah dulu, saya mendengarnya juga sudah ada itu tapi ya itu prosesnya melalui proses agak panjang. Ya mungkin nanti kita koordinasikan lagi baiknya bagaimana supaya bisa teratasi, supaya aman lah kalau bisa nggak menimbulkan korban lagi," kata Bambang saat ditemui di kantornya.

Dia sepakat dengan warga dan berharap agar perlintasan itu diberi palang.

"Harapan kami kalau itu bisa dibangun palang pintu sebaiknya memang dibangun palang pintu supaya aman, supaya kejadian-kejadian di rel tersebut bisa teratasi," ujarnya.

Tanggapan Dishub Kota Semarang

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang masih menunggu hasil koordinasi dengan PT KAI terkait pembuatan palang perlintasan kereta api (KA) di Jalan Cilosari Dalam, Kemijen, Semarang. Sejumlah titik perlintasan lain juga sudah menjadi pembahasan.

"Nanti kita tunggu karena beberapa perlintasan lain pun kita sudah sampaikan ke KAI itu. Bukan hanya Cilosari, ada yang di daerah Mangkang, kemudian yang di Alas Tuo dan lain sebagainya, terus yang di Tlogosari," kata Kepala Dishub Kota Semarang, Endro Martanto, Rabu (3/8).

Endro menjelaskan bila titik-titik yang dimaksud merupakan perlintasan sebidang. Artinya, jalan itu seharusnya bukan untuk dilewati.

"Mestinya kan tidak boleh dilewati kendaraan tapi kan karena itu sudah menjadi akses jalan nah ini yang menjadi persoalan karena menyangkut sarpras, penyediaan SDM, keahlian untuk menyediakan palang pintu kereta api itu kan ada di KAI," jelasnya.

Menurutnya, KAI juga memiliki pertimbangan sendiri untuk masalah tersebut. Harapannya, solusi yang muncul mementingkan aspirasi dari warga.

"Ini sudah terus menjadi pembahasan karena tidak semudah itu, ini kan juga terkait penganggaran, penyediaan sarpras kemudian menyangkut gaji penjaga perlintasan juga kan, banyak aspek lah belum instrumen-instrumen yang lain yang terkait dengan kelengkapan dari palangnya sendiri," sambungnya.

Dirinya mengakui bila perlintasan KA tanpa palang memang rawan terjadi kecelakaan. Pihaknya juga akan melakukan survei ke perlintasan di Kemijen terkait pemasangan rambu-rambu.

"Saya kira itu semuanya dulu pasti ada (rambu-rambu), mungkin karena hilang atau mungkin sudah rusak nanti segera kami survei, kalau perlu kami beri tambahan rambu-rambu," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pemotor tewas tersambar kereta api ketika melintas di perlintasan kereta di Jalan Cilosari Dalam, Semarang Timur, Semarang. Korban diketahui bernama Suharno (45) yang merupakan warga Tambakmulyo, Semarang Utara.

"Tadi kejadian sekitar jam 9. Saya dikasih tahunya itu setengah 9 sampai jam 9. Itu meninggal di tempat, motor itu sempat keseret 50 meter," kata Kapolsek Semarang Timur AKP Iwan Kurniawan saat dimintai konfirmasi, Selasa (2/8).

Iwan menjelaskan korban saat itu sedang melintas dari arah pasar ikan yang berada di dekat perlintasan. Jalan itu merupakan jalan menanjak dan saat itu sepeda motor korban mengalami masalah.

"Nah di atas rel itu motornya ngadat posisi agak naik dia berhenti narik motor itu ya mungkin posisi persneling masuk. Motor-motor yang bukan matik kan berat, dia diteriakin warga, kesamber itu," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(aku/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads