Sejarah Dharma Pertiwi, Tempat Para Istri TNI Mengabdikan Diri

Sejarah Dharma Pertiwi, Tempat Para Istri TNI Mengabdikan Diri

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 19 Jul 2022 05:00 WIB
Organisasi istri prajurit TNI AL, Jalasenastri, mengirim bantuan sebanyak 5 ton bantuan kebutuhan pokok kepada korban terdampak bencana gempa di Mamuju, Sulawesi Barat, dan banjir di Kalimantan Selatan. Adapun bantuan tersebut diberikan bersamaan dengan KRI Banda Aceh milik TNI AL.
Jalasenastri Kirim Bantuan untuk Korban Bencana di Kalsel-Sulbar pada Januari 2021. Foto: Pradita Utama
Solo -

Dharma Pertiwi adalah nama organisasi tempat para istri TNI mengabdikan diri kepada Ibu Pertiwi. Dharma Pertiwi anggotanya terdiri dari organisasi istri TNI AD, AU, AL, dan IKTT Pragati Wira Anggini. Ternyata, nama Dharma Pertiwi berawal dari suatu operasi di Irian Barat pada 1963. Begini sejarahnya.

Dikutip dari laman resmi Dharma Pertiwi, sejarah Persatuan Istri Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu berawal dari Operasi Pertiwi di Irian Barat pada Oktober 1963. Operasi tersebut diprakarsai oleh komando operasi tertinggi Irian Barat.

Misi Operasi Pertiwi ialah untuk berbagi kasih dengan masyarakat di Irian Barat. Tim dalam Operasi Pertiwi itu terdiri dari 16 istri anggota ABRI. Tim itu dipimpin oleh Suryati Astatinah Legowo (anggota Bhayangkari), dan Noes Muktio (anggota Persit Kartika Chandra Kirana).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menumpang pesawat hercules, 16 istri anggota ABRI itu berangkat ke Irian Barat. Selama dua pekan di sana, mereka menemui warga setempat untuk berbagi hal ihwal gizi, perawatan bayi, dan mengajak anak-anak bersekolah.

Berangkat dari Operasi Pertiwi itu, 6 bulan kemudian, dibentuk Badan Kerjasama Dharma Pertiwi oleh para wakil dari empat organisasi istri TNI AD (Persit Kartika ChandraKirana), TNI AU (Jalasenastri), TNI AL (PIA Ardhya Garini), dan istri Polri (Bhayangkari). Naskah keputusan bersama itu ditanda tangani 15 April 1964.

ADVERTISEMENT

Badan Kerjasama Dharma Pertiwi itu berfungsi sebagai forum konsultasi, kerja sama antar organisasi istri ketiga Angkatan TNI dan kepolisian yang bergerak di bidang sosial budaya. Kemudian, pembentukan Badan Kerjasama Dharma Pertiwi diikuti juga oleh beberapa daerah di Indonesia.

Setelah itu, anggota Dharma Pertiwi bertambah satu lagi yaitu Ikatan Keluarga Staf Hankam (IKH). Dilansir dari laman resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani), IKH dibentuk secara resmi pada 14 Juli 1966.

Pemrakarsa IKH ialah Ibu Tien Soeharto. IKH beberapa kali mengalami pergantian nama. Pada awal reformasi, pemisahan organisasi Polri dan ABRI turut memengaruhi struktur organisasi Dharma Pertiwi. Bhayangkari pun berdiri sendiri sampai sekarang.

Sedangkan IKH masih menjadi anggota Dharma Pertiwi setelah berganti nama menjadi Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI (IKKT) Pragati Wira Anggini.

Hingga kini, Dharma Pertiwi masih terus bergerak mengabdikan diri mereka dalam bidang sosial budaya. Begitu pula dengan organisasi TNI AD, AU, AL, dan IKKT yang berada di dalamnya.

Pada 1 Januari 2021 lalu, dikutip dari detikNews, organisasi istri prajurit TNI AL, Jalasenastri mengirim bantuan kebutuhan pokok kepada korban terdampak bencana gempa di Mamuju, Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Selatan. Bantuan tersebut diberikan bersamaan dengan KRI Banda Aceh milik TNI AL.

"Jumlah total bantuan kami kurang lebih 5 ton. Ada selimut, kasur, kaos oblong, mukena, kemeja, daster, pakaian, perlengkapan makan kita kirim juga, biskuit, pop mie, air mineral, kita kirim terus apa pun yang dibutuhkan kita siap bantu," kata Ketua Umum Jalasenastri Vero Yudo Margono kepada wartawan di Dermaga 101 JICT, Jakarta Utara, Jumat 22 Januari 2021.




(dil/sip)


Hide Ads