Tak Ada Jembatan, SD Banjarnegara Ini Maklum Banyak Siswa Bolos Saat Banjir

Tak Ada Jembatan, SD Banjarnegara Ini Maklum Banyak Siswa Bolos Saat Banjir

Uje Hartono - detikJateng
Senin, 18 Jul 2022 18:24 WIB
Warga dan anak sekolah saat menyebrangi Sungai Mondo di Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Senin (18/7/2022).
Warga dan anak sekolah saat menyebrangi Sungai Mondo di Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Senin (18/7/2022). (Foto: Uje Hartono/detikJateng)
Banjarnegara -

Anak-anak di Dusun Punggung, Desa Duren, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara harus menyeberangi sungai setiap hari ke sekolah gegara tak ada jembatan. Pihak sekolah pun memaklumi jika para siswa sesekali membolos karena sungai sedang banjir hingga tak bisa diseberangi.

Menyeberangi Sungai Mondo di perbatasan Desa Lebakwangi dan Desa Duren sudah menjadi makanan sehari-hari warga. Terutama anak-anak dari Dusun Panggung, Desa Duren, yang harus sekolah di SDN 3 Lebakwangi karena merupakan sekolah terdekat dari rumah.

Namun di saat debit air naik, anak-anak itu tidak ada pilihan lain selain tak masuk sekolah. Pasalnya akses satu-satunya itu tak mungkin mereka lewati tanpa bertaruh keselamatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sini ada anak dari Dusun Panggung, Desa Lebakwangi. Kalau banjir memang tidak masuk. Karena sungai besar dan airnya deras jadi membahayakan," kata guru SDN 3 Lebakwangi Suyitno saat ditemui di tempat kerjanya, Senin (18/7/2022).

Ia mengatakan untuk siswa dari Dusun Panggung, Desa Duren, tidak ada akses jalan lain selain menyeberangi sungai. Sehingga pihak sekolah memaklumi jika siswa dari dusun tersebut tidak masuk atau terlambat datang sekolah saat banjir.

ADVERTISEMENT

"Kami memaklumi karena memang itu akses jalan satu-satunya menuju sekolah ini. Jadi saat hujan, dan banjir itu memang tidak masuk sekolah," ungkapnya.

Bahkan, lanjut Suyitno, tidak hanya tidak masuk sekolah, sebelumnya ada anak dari dusun tersebut yang akhirnya putus sekolah.

"Kebetulan ini untuk kelas VI sekarang tidak ada yang dari Dusun Panggung. Sebenarnya pernah ada, tapi sudah putus sekolah," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, tidak adanya jembatan yang menghubungkan Dusun Punggung, Desa Duren, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara viral di media sosial. Ramainya perbincangan mengenai tidak adanya akses jembatan ini usai seorang pengantar paket mengunggahnya di media sosial.

Saat detikJateng ke lokasi di Sungai Mondo, Senin (18/7) terlihat sedikitnya 10 anak SD tengah menyeberangi. Ternyata ini menjadi rutinitas sehari-hari para siswa demi sampai ke sekolah mereka.

Sebagian anak harus ditemani orang tuanya, sedangkan sebagian lagi menyeberangi sungai dengan bergandengan tangan agar tidak hanyut.

Eni, salah satu orang tua murid di Dusun Punggung, Desa Duren, mengaku terpaksa menyekolahkan anaknya di SDN 3 Lebakwangi. Meski harus menyeberangi sungai, namun lokasi sekolah tersebut yang terdekat dari rumahnya.

"Sebenarnya takut, tapi ini anak harus sekolah. Kalau warga di sini dari dulu sekolahnya di SDN 3 Lebakwangi. Ini sekolah yang terdekat dari sini. Jadi tidak apa-apa harus menyeberangi sungai setiap hari," kata dia saat ditemui di rumahnya, Senin (18/7).




(aku/rih)


Hide Ads