Perjuangan Siswa Banjarnegara, Seberangi Sungai demi Sekolah-Libur Saat Banjir

Perjuangan Siswa Banjarnegara, Seberangi Sungai demi Sekolah-Libur Saat Banjir

Uje Hartono - detikJateng
Senin, 18 Jul 2022 17:25 WIB
Tidak adanya jembatan yang menghubungkan Dusun Punggung, Desa Duren, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, membua siswa harus seberangi sungai saat berangkat dan pulang sekolah.
Tidak adanya jembatan yang menghubungkan Dusun Punggung, Desa Duren, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, membua siswa harus seberangi sungai saat berangkat dan pulang sekolah.(Foto: Uje Hartono/detikJateng)
Banjarnegara -

Tidak adanya jembatan yang menghubungkan Dusun Punggung, Desa Duren, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara viral di media sosial. Ramainya perbincangan mengenai tidak adanya akses jembatan ini usai seorang pengantar paket mengunggahnya di media sosial.

Saat detikJateng ke lokasi di Sungai Mondo, Senin (18/7/2022) terlihat sedikitnya 10 anak SD tengah menyeberangi. Ternyata ini menjadi rutinitas sehari-hari para siswa demi sampai ke sekolah mereka.

Sebagian anak harus ditemani orang tuanya, sedangkan sebagian lagi menyeberangi sungai dengan bergandengan tangan agar tidak hanyut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eni, salah satu orangtua murid di Dusun Punggung, Desa Duren mengaku terpaksa menyekolahkan anaknya di SDN 3 Lebakwangi. Meski harus menyeberangi sungai, namun lokasi sekolah tersebut yang terdekat dari rumahnya.

Sejumlah siswa didampingi orang tua menyeberangi sungai saat berangkat ke sekolah.Sejumlah siswa didampingi orang tua menyeberangi sungai saat berangkat ke sekolah. Foto: Uje Hartono

"Sebenarnya takut, tapi ini anak harus sekolah. Kalau warga di sini dari dulu sekolahnya di SDN 3 Lebakwangi. Ini sekolah yang terdekat dari sini. Jadi tidak apa-apa harus menyeberangi sungai setiap hari," kata dia saat ditemui di rumahnya, Senin (18/7/2022).

ADVERTISEMENT

Hanya, saat hujan dan kondisi sungai banjir, ia terpaksa bolos sekolah. Pasalnya jika dalam kondisi normal air sungai masih di bawah lutut, namun saat banjir bisa mencapai 2-3 meter.

"Kalau pas banjir tidak berangkat sekolah, takut. Ini kalau hujan seringnya banjir airnya bisa sampai meter bahkan 3 meter," ungkapnya.

Ia belum ada rencana memindahkan sekolah anaknya. Lantaran sekolah lain lebih jauh dari rumahnya. Untuk jalan kaki bisa mencapai 1 jam.

"Kalau sekolah di SD lain jauh. Jalan kaki bisa satu jam. Kalau di SDN 3 Lebakwangi lebih dekat tidak sampai setengah jam," jelasnya.

Samin, warga Dusun Panggung Desa Duren yang juga orangtua murid menyebut ada 10 anak SD yang setiap hari harus menyeberangi sungai. Selain sekolah, untuk belajar Alquran juga dilakukan di Desa Lebakwangi.

"Yang sekolah 10 anak. Tapi tidak hanya sekolah, anak-anak di sini ngaji dan sekolah di Lebakwangi. Tetapi kalau hujan dan banjir terpaksa tidak berangkat," tuturnya.




(apl/aku)


Hide Ads