Beberapa SMPN di Klaten tetap tidak mendapatkan calon siswa sesuai kuota meskipun telah melaksanakan PPDB online dan memperpanjang PPDB offline. Pihak sekolah hanya bisa pasrah karena berbagai upaya sudah dilakukan.
"Sampai terakhir hari ini hanya dapat 38 orang. Mau diperpanjang lagi, calon siswanya juga sudah habis," ungkap Ketua Panitia PPDB SMPN 2 Bayat, Waseno kepada detikJateng, ditemui di kantornya, Jumat (8/7/2022) siang.
Waseno menyatakan di PPDB online sekolahnya hanya mendapatkan 33 siswa. Setelah diperpanjang hanya dapat 38 orang atau dua rombel (kelas).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau segitu (38 orang) jadinya 2 rombel tapi rombel kecil. Kan satu rombel maksimal 32 orang, padahal rencana awal 6 kelas (192 siswa)," papar Waseno.
Penyebabnya sulitnya terpenuhi kuota, terang Waseno, disebabkan banyak sekolah di sekitar yang dianggap favorit, termasuk swasta. Selain itu ada SMPN baru di wilayah Kabupaten Gunung Kidul yang berbatasan langsung.
"Ada SMPN 4 Ngawen, Gunung Kidul yang baru dan dekat dari sini. Sekolah itu juga dekat dengan SMKN sehingga siswa dari Gunung Kidul memilih ke sana," jelas Waseno.
Selama PPDB, ucap Waseno, sekolah sudah tidak kurang melakukan sosialisasi ke calon siswa selama PPDB online dan offline. Tapi faktanya tetap tidak terpenuhi sehingga guru juga kerepotan.
"Guru sini selalu aktif, kita hubungi lewat telpon. Padahal tahun lalu masih dapat 3 kelas, tapi memang beberapa tahun ini cenderung terus turun," pungkas Waseno.
Wakasek Sarpras SMPN 3 Trucuk, Agus Kristanto menyatakan kuota awal 128 sampai perpanjangan PPDB dengan offline hanya dapat 35 orang. Capaian hanya 30 persen.
"Hanya dapat 30 persen kuota. Ya mungkin tidak akan ditutup pendaftaran sebelum terpenuhi kuota," papar Agus kepada detikJateng di lokasi.
Agus menyatakan dengan kondisi seperti itupun ada siswa yang mencabut berkas pindah sekolah lain. Sekolah sudah sosialisasi sekuat tenaga.
"Kita sudah sosialisasi ke sekolah, pasang banner, hubungi orang tua dan lainnya. Bahkan anak yang bisa bawa anak lain sekolah ke sini saya kasih Rp 25.000," imbuh Agus.
Di sekolahnya, ucap Agus, selama PPDB sejak awal juga ditetapkan online dan offline untuk menarik siswa baru. Tapi diakuinya di sekitar banyak sekolah favorit.
"Ada yang ke SMPN 1 dan 2 Pedan, ke SMPN 2 Trucuk, juga ke MTS yang dianggap favorit. Guru sertifikasi juga repot sebab bisa tidak terpenuhi nilainya, harus keluar," tambah Agus.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 23 SMPN di Klaten kekurangan calon siswa di PPDB online tahun 2022. Sekolah tersebut diperbolehkan membuka PPDB offline tanpa zonasi selama dua hari, mulai hari ini hingga besok (8/7).
Data yang didapat detikJateng dari Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemkab Klaten menyebut jumlah 23 SMPN itu tersebar merata di 17 wilayah kecamatan. Jumlah kekurangan kuotanya pun bervariasi. Ada yang hanya kurang satu siswa tetapi ada yang sampai kurang 153 siswa.
Plt Kabid SMP Dinas Pendidikan Pemkab Klaten, Guntur Sri Wijanarko menyatakan jumlah kekurangan kuota pendaftar itu merupakan data terakhir saat pengumuman PPDB, Rabu (6/7). Guntur menyebut, data hari ini bisa berubah setelah ada pendaftaran offline.
"Jumlah 23 sekolah dan kekurangannya itu data terakhir kemarin. Hari ini mungkin sudah berubah sesuai dibukanya pendaftaran offline," ungkap Guntur kepada detikJateng, Kamis (7/7).
(apl/apl)