Ribuan umat Buddha mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) dan Asalha Puja 2566 tahun 2022 di Candi Borobudur, hari ini. Indonesia Tipitaka Chanting atau kegiatan pembacaan teks-teks kitab suci agama Buddha baru bisa dilaksanakan sekarang secara langsung setelah dua tahun ditiadakan gegara pandemi.
Rangkaian acara ITC dimulai hari ini, 8 sampai 10 Juli 2022. Kegiatan ini digelar di Taman Lumbini kompleks Candi Borobudur.
Bhante YM Subhapanno Mahathera mengatakan Tipitaka Chanting, Asalha Puja kini dilaksanakan secara luring. Sementara dua tahun sebelumnya dilaksanakan dengan online karena pandemi Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi saya katakan online setelah dua tahun, tapi melihat, mendengar antusiasme umat ingin mengadakan. Kami, Sangha Theravada Indonesia kemudian memberanikan diri untuk melaksanakan ITC, Asalha Puja dengan melihat data-data sebelumnya, bagaimana waktu Idul Adha, bagaimana setelah Waisak, ya itu bisa diselenggarakan dengan baik. Maka kita laksanakan pada hari ini, kita buka dan harapannya tanggal 8, tanggal 10 puncaknya Asalha Puja bisa berjalan dengan lancar," katanya kepada wartawan di Taman Lumbini kompleks Candi Borobudur, Jumat (8/7/2022).
Bhante Subhapanno menjelaskan peserta ITC berasal dari hampir seluruh Indonesia. Jumlah peserta ITC ada sekitar 1.200, kemudian saat Asalha Puja diikuti 3.500 orang.
![]() |
"Dengan ITC ini kita bisa mengenalkan, mengajak agar umat juga bisa melihat ke dalam setelah kita belajar sama-sama dari membaca. Dari nanti mendengar uraian Dhamma, kemudian juga diskusi, tanya jawab. Harapannya ada pendalaman, ada peningkatan kualitas, bagi umat Buddha yang terwakili dari mana-mana," tuturnya.
"Harapannya setelah mereka kembali ke tempatnya masing-masing mereka menjadi agen-agen kebajikan untuk mengenalkan kandungan isi agama Buddha yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya. Yang memang bagi umat Buddha wajib sebenarnya. Wajib untuk mengenal melalui membaca isi kitab suci Tipitaka yang kali ini yang akan kita baca ini adalah bagian dari Tipitaka yaitu Majjhima Nikaya yang juga salah satu sutta-sutta yang sangat penting sekali," imbuhnya.
Sementara itu, Plt Dirjen Bimas Buddha Kemenag, Nyoman Suriadarma, mengatakan kegiatan ini perlu dilestarikan. Di antaranya bertujuan untuk merawat, menjaga, melestarikan, mengingat Tipitaka sumber kekuatan keyakinan yang diyakini umat Buddha.
"Kita tahu juga Idul Adha kalau tidak salah tanggal 10 juga. Ya harapan kami kan Asadha (Asalha) ini dirayakan secara sederhana oleh umat Buddha di Tanah Air. Jadi tidak ada ramai-ramai seperti itu ya, kalaupun di sini (Borobudur) seperti di lokal di dalam ruangan ini melaksanakan secara bersama-sama hari Asadha itu. Kekuatan toleransi karena memang kami umat Buddha di Tanah Air toleransi itu utama agar kita hidup berdampingan menjaga kebersamaan dan kerja sama antarkomponen," pungkasnya.
(apl/sip)