Orang tua dua dari sembilan calon peserta didik (CPD) yang namanya lolos tapi tiba-tiba hilang dari jurnal PPDB online SMAN 1 Batang, Jawa Tengah, melapor ke polisi. Polisi akan menyelidiki kasus ini dengan menggandeng pakar IT.
"Kami dalami, kemudian penyelidikan lalu kami tindak lanjut. Jejak digitalnya," ungkap Kasatreskrim Polres Batang, AKP Yorisa Prabowo, kepada wartawan di kantornya, Jumat (8/7/2022).
"Kami tentunya tidak bekerja sendirian, kami akan menggandeng ahli IT, terhadap aduan yang masih kami tangani ini," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya diberitakan kasus hilangnya sembilan nama CPD yang lolos jalur zonasi PPDB online SMAN 1 Batang kini telah dilaporkan ke polisi. Kepala SMAN 1 Batang, Sukalim, mengungkap fakta hilangnya sembilan nama itu dipengaruhi satu IP address yang sama.
"Secara teknis kami tidak tahu (pelakunya). Tapi, operator kami di dalam sini, mencoba mendata. Ternyata, sembilan anak yang terpental itu, ada historisnya yang tercatat satu persatu. Dan anehnya terpentalnya sembilan anak ini dipengaruhi oleh IP yang sama," ujar Sukalim, hari ini.
IP address itu, kata Sukalim, diduga mengubah data sembilan anak yang awalnya lolos hingga menjadi terdepak. Namun dia tidak menjelaskan lebih detail soal identitas komputer tersebut.
Namun dia mengungkap pola yang digunakan IP address itu yakni dengan mengubah pilihan sembilan siswa itu ke sekolah lain di luar zonasi saat detik-detik terakhir penutupan pendaftaran.
"Laporan aduan orang tua atau wali CPD sudah kita layangkan ke panitia secara berjenjang, sejak ada aduan," ucapnya.
(sip/apl)