Tiga dari lima warga Pemalang, Jawa Tengah, yang tersambar petir tewas dan telah dimakamkan hari ini. Saksi mata warga mengungkap situasi detik-detik kejadian tersebut.
Seorang saksi mata bernama Dakiryo (33) yang sedang berada tidak jauh dari lokasi, Desa Cibelok, Kecamatan Taman, Pemalang, menceritakan kondisi saat itu sempat diguyur hujan deras. Dia melihat sejumlah orang yang sedang membajak sawah dan memancing akhirnya berteduh di gubuk.
"Sebetulnya ada enam orang, tapi teman saya yang angon (menggembala) bebek tidak jadi ngiyup (berteduh), jaga bebek di sawah," ujar Dakiryo saat berbincang dengan detikJateng, Kamis (7/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat lima orang tersebut berteduh di gubuk, lanjut Dakiryo, terdengar suara petir beberapa kali. Hingga petir yang ketiga kalinya terdengar ternyata menyambar gubuk yang menjadi tempat lima orang warga berteduh di dalamnya.
"Pas petir yang terakhir kalinya, ketiga, jeder, saya lihat langsung mengenai gubuk. (Lima orang di dalamnya) Pada kena," ungkapnya.
Dia juga mengaku tidak mendengar suara teriakan korban. Sebab, saat itu hujan masih turun dengan deras.
"(Saat) Hujan agak reda, kita ke lokasi dan satu persatu banyak orang datang ke lokasi menolong. Ada empat yang tergeletak," katanya.
Para korban langsung dievakuasi ke RSI Al Ikhlas Pemalang.
"Saya tidak kenal (para korban). Hanya saja, memang saat kejadian saya pas angon (menggembala) di sini," katanya.
Kepala Desa Cibelok, Siwoyo, menambahkan peristiwa yang sama juga pernah terjadi di daerah itu pada tahun 2020. Saat itu sepasang suami istri tewas tersambar petir saat sedang menanam padi di sawah.
"Lokasinya memang begitu. Sejak semalam saya meminta untuk ketua RT ataupun dusun mewanti-wanti warganya, agar menyingkir dari areal persawahan saat hujan besar dan berpotensi adanya petir. Peristiwa saat ini dan sebelumnya menjadi pelajaran kita bersama," jelasnya.
(sip/aku)