Sebanyak sembilan calon peserta didik (CPD) yang mengikuti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 jalur zonasi di SMA Negeri 1 Batang, mendadak hilang namanya di jurnal PPDB. Padahal, kesembilan peserta ini tidak pernah melakukan pembatalan hingga pendaftaran ditutup Jumat (1/7) lalu.
Selain itu, para calon siswa ini jarak rumahnya rata-rata kurang dari 800 meter dari sekolah. Mereka digantikan nama-nama calon siswa yang jarak zonasinya justru lebih jauh.
Salah satu orang tua calon siswa, Amarlina Cindani mengatakan jarak rumahnya dengan sekolah hanya 826 meter. Namun nama anaknya tetiba hilang di detik-detik terakhir penutupan PPDB.
Ia telah mengadukan ke pihak sekolah dan saat ini tengah melakukan pengaduan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Amarlina menceritakan pada hari terakhir penutupan, Jumat (1/7) sekitar pukul 14.30 WIB, posisi anaknya masih di urutan nomor 131 di jurnal PPDB online. Namun, pada pukul 16.00 WIB, nama anaknya turun menjadi posisi 141 dari 168 dari daya tampung zonasi di SMAN 1 Batang.
Bahkan, pada saat PPDB ditutup, namanya anaknya sudah hilang alias tersingkir.
"Pada pukul 15.59 WIB, posisi anak saya di jurnal nomor 141 tapi saat penutupan hilang," kata Amarlina dihubungi detikJateng, Rabu (6/7/2022).
Ia pun merasa janggal, mengingat posisi paling buncit dari daya tampung, berjarak lebih dari satu kilometer dari sekolah. Padahal, anaknya di jalur zonasi kurang dari satu kilometer. Ia juga memastikan anaknya tidak melakukan pembatalan pendaftaran atau mengubah ke pilihan sekolah lainnya.
Guna meminta kejelasan, ia pun langsung ke SMAN 1 Batang. Saat di sekolah, Amarlina bertemu dengan sejumlah orang tua calon siswa yang mengalami hal sama.
"Kalau kemarin kita langsung ke sekolah tanggal 1 (sore). Dari sekolah diarahkan untuk membuat pengaduan untuk dilaporkan ke pusat dari sekolah. Kita disuruh menunggu konfirmasi sampai tanggal 4, karena kan final tanggal 4 pengumuman akhirnya. Tapi kok tidak ada konfirmasi hasil yang keluar, kok masih sama kayak tanggal 1 sore," ucapnya.
Perjuangannya tidak berhenti di situ saja, ia kembali ke sekolah untuk konfirmasi selanjutnya. Pihak sekolah sempat menjelaskan ada oknum yang mengubah data siswa. Pihak sekolah sudah mencatat IP address oknum tersebut.
"Nah itu kemudian, ketemu kepala sekolah kita diberi data bahwa sekolahan itu sudah tahu, kalau ada yang ngubah data siswa. Ini kan permasalahan data hilang, karena siswa itu diubah pilihannya di detik-detik terakhirnya," kata Amarlina.
"Kita punya catatan jam berapanya diubah oleh oknum, itu pun satu oknum orang yang sama dengan IP address yang sama, jadi mulai jam 14.27 WIB itu satu siswa diubah sampai delapan siswa lainnya sampai pukul 15.59 WIB," ceritanya.
Salah satu siswa rumahnya bahkan hanya berbatas dinding dengan sekolah. Simak di halaman selanjutnya..
(aku/rih)