9 Nama Calon Siswa Jalur Zonasi PPDB SMAN 1 Batang Mendadak Hilang

9 Nama Calon Siswa Jalur Zonasi PPDB SMAN 1 Batang Mendadak Hilang

Robby Bernardi - detikJateng
Rabu, 06 Jul 2022 16:44 WIB
SMAN 1 Batang, Rabu (6/7/2022).
SMAN 1 Batang, Rabu (6/7/2022). (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)
Batang -

Sebanyak sembilan calon peserta didik (CPD) yang mengikuti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 jalur zonasi di SMA Negeri 1 Batang, mendadak hilang namanya di jurnal PPDB. Padahal, kesembilan peserta ini tidak pernah melakukan pembatalan hingga pendaftaran ditutup Jumat (1/7) lalu.

Selain itu, para calon siswa ini jarak rumahnya rata-rata kurang dari 800 meter dari sekolah. Mereka digantikan nama-nama calon siswa yang jarak zonasinya justru lebih jauh.

Salah satu orang tua calon siswa, Amarlina Cindani mengatakan jarak rumahnya dengan sekolah hanya 826 meter. Namun nama anaknya tetiba hilang di detik-detik terakhir penutupan PPDB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia telah mengadukan ke pihak sekolah dan saat ini tengah melakukan pengaduan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Amarlina menceritakan pada hari terakhir penutupan, Jumat (1/7) sekitar pukul 14.30 WIB, posisi anaknya masih di urutan nomor 131 di jurnal PPDB online. Namun, pada pukul 16.00 WIB, nama anaknya turun menjadi posisi 141 dari 168 dari daya tampung zonasi di SMAN 1 Batang.

ADVERTISEMENT

Bahkan, pada saat PPDB ditutup, namanya anaknya sudah hilang alias tersingkir.

"Pada pukul 15.59 WIB, posisi anak saya di jurnal nomor 141 tapi saat penutupan hilang," kata Amarlina dihubungi detikJateng, Rabu (6/7/2022).

Ia pun merasa janggal, mengingat posisi paling buncit dari daya tampung, berjarak lebih dari satu kilometer dari sekolah. Padahal, anaknya di jalur zonasi kurang dari satu kilometer. Ia juga memastikan anaknya tidak melakukan pembatalan pendaftaran atau mengubah ke pilihan sekolah lainnya.

Guna meminta kejelasan, ia pun langsung ke SMAN 1 Batang. Saat di sekolah, Amarlina bertemu dengan sejumlah orang tua calon siswa yang mengalami hal sama.

"Kalau kemarin kita langsung ke sekolah tanggal 1 (sore). Dari sekolah diarahkan untuk membuat pengaduan untuk dilaporkan ke pusat dari sekolah. Kita disuruh menunggu konfirmasi sampai tanggal 4, karena kan final tanggal 4 pengumuman akhirnya. Tapi kok tidak ada konfirmasi hasil yang keluar, kok masih sama kayak tanggal 1 sore," ucapnya.

Perjuangannya tidak berhenti di situ saja, ia kembali ke sekolah untuk konfirmasi selanjutnya. Pihak sekolah sempat menjelaskan ada oknum yang mengubah data siswa. Pihak sekolah sudah mencatat IP address oknum tersebut.

"Nah itu kemudian, ketemu kepala sekolah kita diberi data bahwa sekolahan itu sudah tahu, kalau ada yang ngubah data siswa. Ini kan permasalahan data hilang, karena siswa itu diubah pilihannya di detik-detik terakhirnya," kata Amarlina.

"Kita punya catatan jam berapanya diubah oleh oknum, itu pun satu oknum orang yang sama dengan IP address yang sama, jadi mulai jam 14.27 WIB itu satu siswa diubah sampai delapan siswa lainnya sampai pukul 15.59 WIB," ceritanya.

Salah satu siswa rumahnya bahkan hanya berbatas dinding dengan sekolah. Simak di halaman selanjutnya..

Padahal, baik siswa maupun orang tua, tidak pernah mengubah pilihan sama sekali.

"Nah otomatis, orang tua nggak ngeh dan siswa nggak mengubah pilihan. Itu diubah pilihan dari SMA 1 ke SMA 2, yang mana siswa delapan itu rumahnya zonasi dekat dengan SMA 1, ya tidak masuk ke zona SMA 2," ujar Amarlina.

"Nah itu makanya, yang mau dipermasalahkan adalah satu, kenapa jurnal itu tiba-tiba digantikan (oleh) sembilan orang baru naik, kalau menurut zonasi kan sembilan orang yang baru naik itu, jaraknya lebih dari 1 km," ungkapnya.

Amarlina mengaku saat dirinya masih berada di Semarang. Amarlina berada di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah untuk meminta penjelasan terkait hal tersebut.

"Iya saat ini mengadukan ke Semarang. Iya kemarin sepat diskusi ke Polres Batang, terkait hal itu. Karena kita butuh gerak cepat, kita lakukan aduan ke provinsi hari ini," tambahnya.

Diwawancarai terpisah, Waka Kesiswaan SMAN 1 Batang, Pralambang, mengungkapkan ada sembilan aduan terkait PPDB. Rinciannya, delapan mengadu langsung dan satu via telepon.

Uniknya, lanjut Pralambang, ada salah satu calon siswa yang rumahnya dan sekolah hanya berbatas dinding, yang semula pada urutan nomor dua di jalur zonasi, kini malah justru hilang namanya. Padahal hanya berjarak 117 meter.

"Iya memang kami menerima ada delapan aduan resmi dari orang tua, ini ada urutan 2 (jalur zonasi) bisa terpental, padahal jarak rumahnya hanya 117 meter, dinding rumah bahkan berdempetan dengan sekolah," katanya.

Dari aduan itu, setelah dilakukan pengecekan, diketahui ada sembilan nama yang seharusnya masih ada, hilang dari jurnal pengumuman PPDB online. Padahal nama sembilan calon siswa yang hilang tersebut masuk dalam kategori zona aman.

"Nama-nama yang hilang, posisi dalam jurnal random atau acak, dan digantikan dengan pendaftar yang zonasinya lebih jauh lebih dari satu kilometer, bahkan dua kilometer," ungkapnya.

Kejanggalan ini membuat pihaknya langsung membuatkan berita acara laporan aduan orang tua untuk diteruskan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah.

"Kita masih menunggu keputusannya," pungkasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Batang AKP Yorisa Prabowo membenarkan ada aduan orang tua ke pihaknya terkiat PPDB online.

"Ada aduan terkait PPDB online. Memang ada pihak wali murid datang ke kami untuk konsultasi sekaligus sharing terkait PPDB. Masih kami koordinasikan dengan instansi terkait," katanya.

Halaman 2 dari 2
(aku/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads