Cegah Banjir, Ganjar Minta Rumah di Dataran Tinggi Buat Sumur Resapan

Cegah Banjir, Ganjar Minta Rumah di Dataran Tinggi Buat Sumur Resapan

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Senin, 27 Jun 2022 19:12 WIB
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah meraih dua penghargaan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: dok. Istimewa)
Semarang -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal mendorong rumah di dataran tinggi memiliki satu sumur resapan. Hal itu sebagai bentuk antisipasi banjir di daerah dataran rendah.

"Untuk menangani seluruh air yang turun, jadi kalau hujan turun dan kemudian hutannya gundul dan sebagainya pasti air akan langsung turun sampai bawah," kata Ganjar di Puri Gedeh, Semarang, Senin (27/6/2022).

Agar air tidak langsung turun ke dataran rendah, maka menurutnya perlu ada sebuah manajemen di mana air bisa cepat meresap ke tanah. Salah satunya melalui sumur resapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana menjaga air agar tidak muspro, tidak mengalir begitu saja. Maka sumur resapannya dibikin di dataran tinggi. Sebenarnya sebelum dia mengalir ditahan dulu, dan itu nanti akan berdaur dan limpahannya tidak sampai ke bawah," jelasnya.

Ganjar sudah meminta Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah untuk menyampaikan ke kabupaten/kota terkait pembuatan sumur resapan. Dia berharap tiap rumah di dataran tinggi memiliki sumur resapan.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah minta pada Dinas Lingkungan Hidup kita untuk sampaikan ke kabupaten/kota yang punya daerah tinggi, yuk semua buat, maka kalau kemudian secara teknis dihitung dan mana yang masuk dataran tinggi, dan di sana katakan ada kawasan perumahan dan sebagainya, kita wajibkan saja. Agar setiap rumah membuat satu saja sumur resapan di halamannya, kalau dibuat serentak bisa membantu mengelola air dengan baik," jelas Ganjar.

Ia berharap gerakan itu bisa membantu pengelolaan air sehingga mengantisipasi banjir di kawasan dataran rendah Jawa Tengah. Saat ini, lanjut Ganjar, sumur resapan sudah ada namun memang belum banyak.

"Sudah ada tapi tidak masif, kalau satu rumah di dataran tinggi satu saja (sumur resapan), maka akan bisa berjalan. Maka ini saya minta gerakkan, butuh partisipasi masyarakat," imbuhnya.

Sebelumnya, Dirjen SDA Kementerian PUPR, Jarot Widyoko saat rapat penanganan rob juga menyinggung soal adanya sumur resapan di dataran tinggi. Menurutnya minimal satu rumah memiliki sumur resapan dengan volume 1 meter kubik.

"Paling tidak masyarakat yang di tebing dan pegunungan, simpan air yang turun dari hujan kembalikan ke bumi, satu orang 1 m3 saja akan berpengaruh mengurangi air yang mengalir di sungai. Ada berapa juta rumah di atas," kata Jarot usai rapat di kantor gubernur Jawa Tengah, Semarang, Kamis (2/6) lalu.

Sumur resapan itu merupakan upaya mengembalikan air tanah yang banyak dieksplorasi. Selain itu mengurangi dampak rob di kawasan pesisir karena air dari atas tidak langsung mengalir ke laut.

"Kalau masuk tanah ngalirnya pelan bisa berbulan-bulan. Kalau masuk selokan dan sungai dalam hitungan jam masuk ke laut. Kami sarankan mulai dari diri pribadi jangan salahkan orang, diri sendiri bergerak, simpan air untuk masyarakat hulu," ujarnya.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads