Memperingati Bulan Bung Karno, sejumlah seniman mengikuti pentas musik dan tari kolosal di car free day (CFD) Solo. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut hadir dan menari bersama para seniman.
Tiba di Jalan Slamet Riyadi, tepatnya di kawasan Rutan Kelas IA Solo, Ganjar disambut panitia dan diminta mengenakan aksesoris khas tokoh Gatotkaca. Ganjar kemudian ikut menari bersama puluhan penari yang mengenakan kostum Gatotkaca.
Para peserta berjajar dan membawakan Tari Gathutkaca secara bersama-sama. Mereka diiringi gending gamelan oleh beberapa kelompok karawitan yang juga memainkan gending secara bersama-sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mengiringi tarian, para pengrawit juga secara khusus membawakan sejumlah gending yang disukai Bung Karno. Ada enam gending yang dimainkan, yakni Gending Pancasila, Gending 45, Gending, Perahu Layar, Gending Gugur Gunung, Gending Kui Opo Kui dan Gending Trisaksi.
Usai acara, Ganjar mengapresiasi kegiatan di CFD hari ini. Menurutnya, tari kolosal hari ini selain menghibur masyarakat, juga semakin memperkuat kebudayaan.
"Tadi saya diajari menari menjadi Gatotkaca. ternyata tidak mudah, dan ada penari-penari kecil yang sangat bersemangat yang menarinya bagus sekali," kata Ganjar, Minggu (26/6/2022).
"Saya kok optimis ya, kepribadian dengan kebudayaan bisa dilakukan, karena antusiasmenya seperti ini, tidak boleh pesimis. Tapi semua yang expert di situ mesti terus mengembangkan ini, luar biasa," katanya.
Mantan Wali Kota Solo sekaligus Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo yang turut hadir, mengatakan Bung Karno memang memiliki gending-gending favorit. Selain itu, Bung Karno juga menyukai tokoh Gatotkaca.
"Ini kan gending kesukaan Bung Karno. Tarian ini salah satu untuk mengingatkan Bangsa Indonesia, khususnya Kota Solo. Bahwa yang namanya Bung Karno ketika memberi nama Solo sebagai kota budaya dan kota seni itu karena badong Gatotkaca, sehingga kita mengadakan tari kolosal Gatotkaca," ujarnya.
Menurutnya, gending-gending kesukaan Bung Karno itu memiliki makna dan pesan persatuan yang harus diketahui masyarakat Indonesia. Hal ini diharapkan dapat menguatkan kepribadian bangsa Indonesia.
"Ini yang harus kita hidupkan kembali, terus kita gali terus, kita munculkan terus, kita bumikan terus, untuk berkepribadian dalam kebudayaan sebagai bangsa indonesian yang kaya raya akan budaya nusantara," pungkasnya.
(bai/aku)