Banjir rob merendam sejumlah rumah warga di Kabupaten Pekalongan, salah satunya milik Taswilah (60). Rumah yang berada di Karangjompo, RW 06, Kecamatan Tirto ini menjadi langganan terendam banjir rob.
Meski demikian, Taswilah mengaku selama ini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, salah satunya terkait meninggikan bangunan rumah.
Saat ditemui detikJateng, Taswilah mengawali cerita dia tinggal di rumah itu berdua bersama suaminya, Trimo (69). Banjir rob merendam rumahnya sejak empat hari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siang ini, rumah Taswilah tampak terendam banjir rob setinggi hampir setengah bangunan rumah. Taswilah yang bekerja sebagai buruh mengaku tidak mampu merehab rumah.
"Saya kerja buruh batik sebagai colet. Suami di sini, sudah tidak bisa apa-apa karena sakit stroke lama. Tidak bisa memugar rumah. Kalau banjir ya seperti ini, paling dalam dan kalau surut paling akhir," kata Taswilah, Jumat (24/6/2022).
Ketika banjir rob datang, dia dan suaminya terpaksa mengungsi ke rumah anak atau saudara. Setelah banjir surut, mereka kembali ke rumahnya sediri.
"Banjir sudah merendam rumah saya hampir satu minggu. Yang menghuni rumah saya dan bapak. Bapak dalam kondisi sakit. Sehingga mengungsi di rumah," katanya.
"Kalau tidak banjir, rumahnya saya tinggali. Lah ini banjir dengan ketinggian setengah rumah sehingga saya dan suami mengungsi. Ya karena rumah belum ditinggikan sama sekali, kalau di dalam rumah separuh rumah," imbuhnya.
![]() |
Taswilah berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meninggikan rumahnya, sehingga nantinya jika banjir datang setidaknya rumahnya tidak terendam parah. Ia mengaku selama ini ia tidak pernah mendapatkan bantuan sosial, termasuk PKH, bedah rumah atau pun lainnya.
"Ya inginnya direhab, rumah ditinggikan, seperti lainnya. Tapi saya tidak mampu. Saya juga tidak pernah dapat bantuan apa-apa seperti lainnya. Iya bansos tidak dapat," pungkas Taswilah.
Diberitakan sebelumnya, banjir rob menjebol tanggul Sungai Weduri, Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Akibatnya sejumlah rumah warga terendam.
"Tanggul jebol sejak hari Selasa (21/6) sore, karena rob terlalu tinggi sekitar 25 meter," kata Kepala Desa Tegaldowo, Junaidi, saat ditemui di lokasi tanggul jebol, Jumat (24/6).
Akibat tanggul jebol ini, lanjutnya, tiga desa di Kabupaten Pekalongan dan satu perkampungan di Kota Pekalongan terendam.
"Dampaknya itu Desa Tegaldowo, Mulyorejo, Karangjompo, dan permukiman Pasirsari (Kota Pekalongan) terendam semua. Kalau mengungsi, di Kabupaten belum (ada), tidak tahu yang Pasirsari," pungkas Junaedi.
(rih/sip)