Negaranya Bangkrut, Ratusan Ribu Warga Sri Lanka Angkat Kaki

Internasional

Negaranya Bangkrut, Ratusan Ribu Warga Sri Lanka Angkat Kaki

Tim detikFinance - detikJateng
Kamis, 23 Jun 2022 17:18 WIB
Warga ramai-ramai membuat paspor di Departemen Imigrasi dan Emigrasi Sri Lanka. Bahkan mereka rela bermalam demi untuk mendapatkan paspos.
Warga ramai-ramai membuat paspor di Departemen Imigrasi dan Emigrasi Sri Lanka. Bahkan mereka rela bermalam demi untuk mendapatkan paspos. (Foto: REUTERS/Dinuka Liyanawatte)
Solo -

Ratusan ribu warga Sri Lanka dikabarkan meninggalkan negaranya. Hal ini dilakukan menyusul kondisi perekonomian negaranya yang semakin runtuh.

Hal itu terkuak dari melonjaknya permintaan paspor yang dilakukan oleh warga Sri Lanka. Seperti dikutip dari detikFinance, Kamis (23/6/2022), dalam lima bulan pertama 2022, pihak imigrasi dilaporkan telah mengeluarkan 288.645 paspor.

Jumlah ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya 91.331 paspor saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan di Departemen Imigrasi dan Emigrasi, warga rela orang mengantre berjam-jam untuk mengambil foto dan sidik jari mereka. Pejabat senior mengatakan banyaknya pemohon paspor tersebut membuat 160 anggota staf kelelahan. Mereka berusaha memenuhi permintaan paspor saat ini.

Departemen telah memperketat keamanan, memperluas jam kerja dan melipatgandakan jumlah paspor yang dikeluarkan. Tetapi setidaknya 3.000 orang menyerahkan formulir setiap hari.

ADVERTISEMENT

"Sangat sulit berurusan dengan masyarakat karena mereka frustrasi dan tidak mengerti bahwa sistem tidak dilengkapi untuk menangani permintaan semacam ini. Jadi mereka marah dan menyalahkan kami, tetapi tidak ada yang bisa kami lakukan," kata H.P. Chandralal, pejabat setempat, dikutip dari Reuters, hari ini.

Depresiasi mata uang, inflasi lebih dari 33 persen, hingga kekhawatiran ketidakpastian politik dan ekonomi yang berkepanjangan mendorong banyak orang untuk bermigrasi.

Seperti diketahui, saat ini Sri Lanka sedang dilanda kebangkrutan. Ekonomi negara itu benar-benar runtuh dan jauh lebih suram dari sekadar kekurangan bahan bakar minyak (BBM), gas, listrik dan makanan.

"Kami sekarang melihat tanda-tanda kemungkinan jatuh ke titik terendah," kata Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe dikutip dari Bloomberg.

Dikutip dari BBC, permasalahan di Sri Lanka terjadi lantaran cadangan mata uang asingnya hampir habis. Kondisi tersebut menyebabkan negara tidak mampu membayar impor makanan pokok sampai BBM, sehingga berdampak pada kelangkaan dan harga yang tinggi.

Pemerintah menuding kondisi ini disebabkan karena pandemi COVID-19 yang menghentikan kunjungan turis, yakni penghasil mata uang asing negara tersebut. Tak cuma itu, para turis ketakutan karena serangkaian serangan bom mematikan di gereja-gereja tiga tahun lalu.




(apl/sip)


Hide Ads