Sebanyak 10 pengidap HIV/AIDS di Klaten meninggal selama Januari hingga Juni 2022 ini. Masyarakat diimbau waspada terhadap aktivitas yang berisiko menularkan penyakit tersebut.
"Jumlah 10 orang meninggal itu setelah kita cek data dari instansi berwenang dengan data dari kalangan orang dengan HIV (ODHA). Ditemukan 10 orang," jelas pegiat di Komisi Penanggulangan HIV/ AIDS Kabupaten Klaten, Amin Bagus Panuntun kepada detikJateng di kantornya, Rabu (22/6/2022) pagi.
Amin menyebut jumlah pengidap HIV yang meninggal pada tahun ini memang belum sebanyak tahun lalu. Sepanjang 2021 tercatat ada 24 pengidap HIV/AIDS yang meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"24 orang itu angka kematian selama satu tahun, dan 10 orang tahun ini baru sampai bulan Juni. Jika sampai akhir Desember bisa saja lebih tinggi tahun ini," papar Amin.
Amin menyampaikan, angka kasus pengidap HIV sejak pendataan 2007 sampai data terakhir bulan Mei 2022 mencapai 1. 226 kasus HIV/AIDS di Klaten. Adapun faktor penularannya ada bermacam-macam.
Salah satunya adalah gay atau yang juga dikenal sebagai Laki Suka Laki (LSL).
"Faktor risiko karena LSL terus naik, sampai tahun ini ada 122 orang HIV karena LSL," katanya.
Sebaliknya, kasus penularan melalui jarum suntik kini telah tak lagi ditemukan.
"Sejak tahun 2015 faktor risiko jarum suntik tidak ada lagi. Kemungkinan karena narkoba saat ini tidak lagi dengan jarum suntik sebab sangat berbahaya," imbuh Amin.
Sekretaris KPA Kabupaten Klaten, Roni Roekmito menyatakan kasus kebanyakan penderita yang meninggal kedapatan mengidap HIV/AIDS dari luar daerah. Mereka kembali pulang ke Klaten saat penyakitnya sudah parah.
"Tahun lalu dari 24 meninggal didominasi orang dari luar masuk tapi sudah parah atau meninggal. Tahun ini masih sama," ungkap Roni kepada detikJateng.
Baca juga: Aksi Panggung Nasida Ria di Jerman |
(ahr/mbr)