Sebuah rumah di wilayah barat Kota Klaten menjadi tempat nongkrong kelompok diduga lelaki seks lelaki (LSL) atau gay di bawah umur. Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) turun tangan menemui pengelolanya.
"Baru kita tengarai (dugaan LSL). Kita sudah terjunkan tim ke sana. Kewenangan kami bukan penertiban, tapi kita edukasinya," ungkap Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Klaten, dr Roni Roekmito kepada detikJateng di Pemkab Klaten, Selasa (21/6/2022).
Dijelaskan Roni, timnya sudah mendatangi lokasi itu. Namun, saat itu timnya tidak menemukan bukti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sarankan agar tidak ada tamu lagi, terutama tamu di bawah umur. Pengelola bisa menerima itu," papar Roni.
Karena tidak menemukan bukti, Roni mengatakan, KPA tidak bisa bertindak lebih jauh. Meski demikian, lokasi itu hingga kini terus dipantau sama halnya dengan beberapa titik rawan penularan HIV/AIDS lainnya.
"Selain di sana, kita sudah sampaikan ke Satpol PP. Titik rawan kita itu ada empat, yaitu eks lokalisasi Baben, Ngrendeng, Prambanan, dan di situ (tempat nongkrong kelompok diduga LSL)," jelas Roni.
Roni mengakui kasus pengidap HIV/AIDS dari kalangan LSL di Klaten terbilang tinggi. Hal itu disebabkan pola transaksi mereka yang tidak lagi secara offline.
"Pola transaksi sekarang online dan tidak lagi di Klaten, tetapi di luar kota. Karena mereka mampu dan bukan kelas bawah," sebut Roni.
"Transaksinya online sekarang ditengarai dilakukan di daerah-daerah wisata dan itu sulit dideteksi karena LSL," imbuhnya.
Terpisah, narasumber detikJateng yang enggan disebutkan namanya menyatakan lokasi di wilayah barat Kota Klaten itu sudah lama jadi tempat berkumpul LSL di bawah umur.
"Sejak beberapa tahun terakhir anak di bawah umur atau dalam sebutan mereka kucing, kumpul di situ. Tapi transaksi di luar kota," kata narasumber itu kepada detikJateng.
"Pendapatan mereka konon bisa jutaan rupiah, sehingga para pelakunya terjerumus. Lokasinya sepintas rumah biasa jika dilihat, tapi warga sekitar sebenarnya tahu," imbuh sumber itu.
Sementara itu, aktivis Forum Masyarakat Anti Narkoba (Formas Annar) Klaten, Anton Sanjaya, menyebut fenomena LSL itu sudah lama. Di Klaten, kata Anton, aktivitas LSL atau gay semakin bertambah.
"Mereka sudah bergerak menyediakan 'kucing' di bawah umur. Kalau ini didiamkan, pemerintah mendiamkan, maka ini sudah kejahatan luar biasa," kata Anton kepada detikJateng.
(dil/rih)