Kelompok kasidah legendaris asal Semarang, Nasida Ria, kembali jadi perbincangan saat menggoyang penonton di panggung Documenta Fifteen, Jerman akhir pekan lalu. Mereka tampil sebagai pembuka ajang seni rupa lima tahunan di Jerman.
Aksi panggung Nasida Ria itu berlangsung pada Sabtu (18/6). Melansir dari Instagram @nasidariasemaragn, penampilan grup kasidah legendaris itu tampil seperti format biasa ketika konser di Indonesia.
Grup yang beranggotakan 9 wanita itu mengenakan gamis yang memadukan warna hitam dan hijau terang. Mereka tampil menyanyikan lagu Perdamaian, Suasana di Kota Santri, Dunia dalam Berita, dan Bom Nuklir. Mereka juga tampil membawakan beberapa tembang berbahasa Arab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya Nasida Ria sudah sampai di Jerman nih. Nantikan penampilan kami di Documenta Fifteen ya," tulis Nasida Ria dalam postingannya.
Dalam video itu tampak penonton Jerman yang terhibur dengan aksi panggung Nasida Ria. Di depan panggung, tampak sejumlah penonton ikut bergoyang mengikuti alunan irama kasidah yang diiringi rebana dan alat musik modern itu.
Dalam acara pembuka Documenta Fifteen yang bertajuk Opening Week Music Program itu, Nasida Ria berbagi panggung dengan sejumlah musisi lain. Di antaranya adalah Rizan Said, Blacksistarz (Catu Diosis & R3ign Drops), Turkana, Adama Keita, Oom Leo Berkaraoke, DJ Bernd Kuchinke, dan Dangerdope.
"Itu acara seni rupa setiap lima tahun sekali. Kemudian salah satu programnya itu untuk opening acaranya music week, kemudian mereka mengundang kita," kata Digital Manajer Nasida Ria, Zuhad Mahdi kepada detikJateng, Selasa (21/6/2022).
Zuhad menuturkan Nasida Ria mendapat undangan sekitar dua tahun yang lalu. Mereka sempat khawatir jika tiba-tiba acara itu batal karena masih pandemi COVID-19. Namun ternyata acara itu justru dimajukan dari jadwal sebelumnya pada Juli, menjadi Juni.
Nasidah Ria pun disebut sudah tiga kali manggung di Jerman. Kelompok kasidah yang didirikan pada 1974 oleh HM Zain ini, selalu disambut hangat oleh masyarakat di negara tersebut.
"Memang dari dulu orang-orang sini (Jerman) itu antusias dengan segala jenis musik mereka sangat-sangat welcome, tidak memandang musik ini dari mana mereka antusias mendengarkan," terangnya.
Penampilan di Jerman ini pun membuat misi dakwah Nasida Ria meluas. Mereka juga membawakan lagu-lagu yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris agar pesan dakwah bisa sampai.
"Kita kan niatnya berdakwah dalam kesenian dan itu tidak terbatas wilayah di Indonesia saja atau di mana ya, di seluruh dunia kalau bisa kita menyampaikan dakwah itu, misi perdamaian, misi kesetaraan gender dengan berbagai aspek sosial politik ekonomi yang ada di lagu-lagu Nasida Ria," katanya.
Dia menyebut banyak warga Indonesia yang berada di Jerman turut menonton aksi panggung Nasida Ria. Pejabat-pejabat di Konsulat Jenderal RI juga datang langsung untuk menyaksikannya.
"Banyak warga Indonesia, pelajar, terus orang yang kerja sengaja menonton Nasida Ria, termasuk Konsulat Jenderal RI di Frankfurt itu jauh-jauh dari Frankfurt 2,5 jam untuk nonton Nasida Ria," terangnya.
Hingga kini, grup Nasida Ria masih berada di Jerman. Setelah tampil di Documenta Fifteen, mereka dijadwalkan menghadiri berbagai undangan termasuk dari pejabat Indonesia di Jerman.
(ams/ams)