Duh! Sampah Menggunung dan Berserakan di Sekitar Kawasan Borobudur

Duh! Sampah Menggunung dan Berserakan di Sekitar Kawasan Borobudur

Eko Susanto - detikJateng
Selasa, 21 Jun 2022 21:22 WIB
Sampah menumpuk di sekitar kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (21/6/2022).
Sampah menumpuk di sekitar kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (21/6/2022). (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Kabupaten Magelang -

Sejumlah tempat sampah yang berada di sekitar kawasan wisata Candi Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, penuh. Bahkan di beberapa titik sampah menggunung dan berserakan.

Pantauan detikJateng, Selasa (21/6/2022), di beberapa titik terdapat tiga kotak sampah meliputi tempat sampah untuk jenis sampah organik; plastik dan kaleng; kertas. Untuk tulisan organik dengan warna hijau, kemudian tulisan plastik dan kaleng warna kuning serta kertas dengan warna biru.

Sekalipun sudah ada tulisannya, tampak sampah yang dibuang di dalamnya tidak sesuai dengan keterangan. Kemudian, khususnya yang berada di kawasan Borobudur, rata-rata kotak sampah tersebut telah penuh oleh tumpukan sampah, bahkan hingga penutupnya tak bisa tertutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana terlihat di sepanjang Jalan Medang Kamulan tepatnya di trotoar kanan maupun kiri jalan, rata-rata kotak sampah tersebut telah penuh. Demikian halnya kotak sampah yang berada di Jalan Badrawati persisnya di depan gerbang utama menuju Candi Borobudur juga telah penuh. Keberadaan kotak sampah ini tepatnya berada di luar pagar zona 2 Taman Wisata Candi Borobudur. Bahkan di beberapa titik sampah juga menumpuk di samping tempat sampah yang juga sudah penuh.

"Saya melihat itu sebuah proyek besar (pemasangan tempat sampah), sebetulnya kurang koordinasi tidak hanya sampah, tapi listrik, perbaikan jalan, trotoar. Proyek besar KSPN yang kurang koordinasi lingkungan maupun masyarakat," kata seorang tokoh masyarakat di Borobudur, Sucoro (71) saat dihubungi, hari ini.

ADVERTISEMENT

"(sampah) Iya (nggak diambil). Saya melihat kurang koordinasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang. Saya melihat sendiri karena depan rumah juga ada tempat sampah, itu juga nggak pernah diambil. Nggak pernah diambil terpaksa lingkungan (warga) yang harus ngambil, membersihkan," tuturnya.

Pihaknya menilai jika sebelum ada pemasangan tempat sampah justru persoalan pembuangan sampah tidak jadi masalah. Karena dulunya disediakan bak khusus khusus sampah. Sementara sekarang tidak mengetahui siapa yang berwenang mengambil sampah di tempat sampah yang baru tersebut.

"Sampai sekarang belum pernah ngerti sapa to sing (tidak tahu siapa yang) bertanggungjawab terhadap sampah. Padahal sampah itu jelas menimbulkan banjir, menimbulkan bau tidak sedap," tuturnya.

Sucoro berharap kepada pemerintah segera menangani persoalan sampah ini. "Saya berharap pada pemerintah khususnya KSPN tentunya untuk segera nangani (mengatasi) tentang soal sampah itu," tuturnya.

Simak penjelasan dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang di halaman berikutnya...

Dimintai konfirmasi terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Sarifudin mengatakan pihaknya sudah sejak bulan Januari 2022 telah menutup TPA Pasuruhan. Sejak saat itu hanya sampah residu yang boleh masuk, sedangkan organik maupun lainnya tidak diperbolehkan masuk TPA Pasuruhan karena kondisinya sudah over kapasitas.

"Apalagi tambahan dari pusat ada pengadaan kotak sampah di Borobudur yang jumlahnya 1.000 lebih itu. Itu (kotak sampah) malah menambah beban kita akhirnya, mau nggak mau kita yang ngatasi (mengangkut sampah) setiap hari," tegasnya.

Dia mengaku sempat menyatakan keberatan atas pemasangan kotak sampah tersebut saat pertemuan virtual dengan dengan Kementerian PUPR. Pihaknya saat itu meminta peninjauan ulang perihal pemasangan kotak sampah karena sebelumnya tidak ada koordinasi.

"Saya minta diambil semua, karena itu kontraproduktif dengan kebijakan kita. Kami saat itu mau menutup supaya tidak ada tumpukan sampah, tapi di Borobudur malah ada pengadaan kotak seperti itu. Ngerti-ngerti yo wis (tahu-tahu sudah ada) di pinggir jalan kebak (penuh) kotak," katanya.

"Naruh kotak (sampah) di sini akhirnya sekitar menjadi penuh sampah dan saya tidak menyalahkan masyarakat ketika di situ ada kotak sampah ngertine iki wong pemerintah sing nyediani (tahunya karena ini yang menyediakan pemerintah), itu kan jadi beban kami," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads