Taufik Hidayat Sebut Teknik Anthony Ginting Bagus, tapi...

Bulutangkis

Taufik Hidayat Sebut Teknik Anthony Ginting Bagus, tapi...

Tim detikSport - detikJateng
Selasa, 21 Jun 2022 20:24 WIB
Taufik Hidayat
Taufik Hidayat dalam podcast Anders Antonsen dan Hans-Kristian Solberg Vittinghus, The Badminton Experience. Foto: (dok Youtube)
Solo -

Taufik Hidayat bicara soal permainan bulutangkis Anthony Sinisuka Ginting. Menurutnya teknik permainan Ginting bagus, tapi Taufik memberi catatan soal mental.

"Ginting sorry to say, mentalnya kadang naik kadang turun. Kalau tekniknya bagus," ujar Taufik saat menjadi bintang tamu di podcast Anders Antonsen dan Hans-Kristian Solberg Vittinghus, The Badminton Experience, seperti dilansir detikSport, Selasa (21/6/2022).

Seperti diketahui, Anthony Ginting kini berusia 25 tahun. Dia sudah memenangi beberapa gelar seperti medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Thomas Cup, dan Kejuaraan Bulu Tangkis Asia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ginting kini tercatat berada di peringkat BWF keenam dunia. Sementara di peringkat 10 besar, masih ada pebulutangkis Indonesia yakni Jonatan Christie yang sementara di peringkat kedelapan.

Taufik menyebut nama Ginting di sela jawabnnya saat ditanya siapa tunggal putra bulutangkis terbaik di matanya. Taufik menjawab dengan bicara soal Viktor Axelsen dan Kento Momota yang kini ada di peringkat BWF nomor satu dan dua.

ADVERTISEMENT

"Momota power-nya kurang, sekarang lagi menurun karena kerap cedera. Viko Axelsen paling komplet," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Taufik juga bicara betapa prestisiusnya medali emas Olimpiade bagi seorang pebulutangkis.

"Jika Anda menangi banyak gelar tanpa pernah menangi medali Olimpiade, Anda akan merasa kecil," ungkap Taufik.

"Tapi kalau sekali saja menangi Olimpiade...," tambahnya sambil membusungkan dada.

Taufik Hidayat mengungkap dirinya merasa bersyukur pernah menangi emas Olimpiade. Menurutnya kans kemenangan sudah dia miliki pada Olimpiade Sydney pada 2000. Bahkan saat itu dia berada di peringkat satu dunia. Namun menurutnya mungkin kala itu dia terlalu percaya diri.

"Saya kalah dari Ji Xinpeng di perempatfinal," kata Taufik.

"Lalu (Olimpiade 2004-red), Lin Dan kalah di babak pertama, wah saya senang. Lalu saya melaju, babak pertama, perempatfinal, final," lanjut dia.

Taufik menegaskan kemenangan terdiri dari 99 persen kerja keras dan sisanya ditentukan oleh takdir Tuhan.

"Kalau Tuhan berkata tidak, ya tidak. Ketika Olimpiade 2004, saya beruntung, saya tidak percaya bisa memenanginya," ujar Taufik.




(sip/sip)


Hide Ads