Pemerintah mengungkap adanya rencana pemberian vaksin Corona atau COVID-19 dosis ke-4 atau booster dosis ke-2. Namun rencana itu masih dalam kajian.
"Saat ini kita pada masa penanganan pandemi COVID-19 fokus utama adalah bagaimana pandemi segera terkendali. Dari data-data kajian ilmiah yang ada perlu untuk melengkapi vaksinasi 2 dosis, bahkan ditambah 1 kali booster," jelas Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M Epid, seperti dikutip dari detikHealth, Rabu (15/6/2022).
"Ke depan apakah perlu booster keempat apa tidak, ini masih dikaji mengenai manfaatnya. Apakah vaksinasi akan dilakukan setiap tahun, ini masih di dalam penelitian para ahli," jelas Nadia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disampaikan Nadia dalam siaran langsung 'Tangkal Virus Yang Bermutasi dengan Vaksin Booster' oleh BNPB Indonesia, kemarin.
Selain itu, Nadia juga bicara soal kajian peneliti terkait rencana pemberian vaksin Corona secara rutin. Nadia menjelaskan virus yang terus bermutasi bisa menjadi lebih fatal atau bisa juga menyebabkan virus menjadi lebih lemah.
"Apakah memang vaksin COVID-19 ini seperti vaksin influenza yang artinya tetap dibutuhkan setiap tahun atau nanti karena kita tahu muasi virus itu tidak selalu membuat virus menjadi lebih fatal atau ganas. Tapi bisa juga virus bermutasi menyebabkan virus menjadi lengah," urai Nadia.
Dalam kesempatan berbeda hari ini, Rabu (15/6), Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril, mengungkap hingga saat ini pemerintah sedang memperkirakan kapan vaksin Corona dosis ke-4 diperlukan.
Namun dia menekankan pemberian vaksinasi COVID-19 booster kedua ini baru akan diberikan dengan pertimbangan prioritas vaksin lengkap dan tiga dosis sudah mencapai target sasaran.
"Ini juga sedang menjadi pertimbangan untuk kita semua terutama ada rekomendasi dari CDC Amerika dan juga dari ITAGI, yaitu penasihat pemerintah di bidang imunisasi, itu untuk juga memasukkan setelah prioritas ini, bahwasanya nanti ada booster kedua, dosis vaksin keempat," jelasnya.
Meski begitu pemerintah belum berencana memberi vaksin booster kepada anak. Alasannya yakni prioritas vaksin booster saat ini masih untuk kelompok rawan, lansia hingga pengidap komorbid. Selain itu, kelompok usia anak disebut kelompok usia anak disebut mendapatkan imunitas pasca vaksinasi COVID-19 lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
(sip/ams)