Merasa Difitnah, Ponpes Ngruki Minta BNPT Klarifikasi soal Khilafatul Muslimin

Merasa Difitnah, Ponpes Ngruki Minta BNPT Klarifikasi soal Khilafatul Muslimin

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Rabu, 08 Jun 2022 12:16 WIB
Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo menepis BNPT yang mengaitkannya dengan pimpinan kelompok Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, Rabu (8/6/2022).
Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo menepis BNPT yang mengaitkannya dengan pimpinan kelompok Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, Rabu (8/6/2022). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng)
Sukoharjo -

Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo merasa disudutkan atas pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) yang mengaitkannya dengan Khilafatul Muslimin. Pihak pesantren menuntut BNPT memberikan klarifikasi.

Seperti diketahui, Direktur Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakhid menyebut, pimpinan tertinggi kelompok Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, termasuk salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Kabupaten Sukoharjo. Nurwakhid menyebut Baraja pernah ditahan karena kasus bom Borobudur pada awal 1985.

"Baraja telah mengalami dua kali penahanan. Pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan teror Warman, ditahan selama tiga tahun. Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985," kata Nurwakhid, dikutip dari detikNews, Selasa (7/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam jumpa pers, Direktur Ponpes Al-Mukmin, Ustaz Yahya, menuntut Kepala BNPT untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut. Sebab hal tersebut menurutnya adalah fitnah terhadap pondok pesantren, dan khususnya terhadap Ustaz Abu Bakar Ba'asyir selaku pendirinya.

"Kami meminta Kepala BNPT meralat dan mencabut pernyataan di media atas beredarnya berita yang mengaitkan penangkapan Abdul Qodir Hasan Baraja dengan pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki. Kami juga minta BNPT mengevaluasi akurasi data agar peristiwa tidak terulang," kata Yahya dalam jumpa pers, Rabu (8/6/2022).

ADVERTISEMENT

"Kami sesalkan tidak ada klarifikasi dulu, karena ini tidak benar. Kami tidak rela fitnah ini menjerat beliau (Abu Bakar Ba'asyir). Kami sudah komunikasi dengan BNPT dan justru diminta mengklarifikasi ke media yang memuat berita," ujar dia.

Selain itu, dia menyesalkan adanya fitnah yang berulang kali menerpa Ponpes Al-Mukmin. Hal ini dikhawatirkan mengganggu proses pendidikan di ponpes.

"Berulang-ulang kami difitnah sampai disimpulkan (Ponpes) Ngruki sarang teroris. Ini merugikan pendidikan kita karena guru-guru juga butuh mendapatkan ketenangan dalam mengajar, jadi tidak hanya menanggapi isu yang berkembang setiap saat. Kasihan Ustaz Abu yang masa hidupnya habis di penjara, masih saja mendapatkan fitnah," pungkasnya.




(sip/mbr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads