Asal api yang membakar rumah bedeng di bawah Jembatan Juwana ini diketahui berasal dari korsleting listrik. Peristiwa itu terjadi pada pukul 03.05 WIB.
Kepala Satpol PP Pati Sugiyono mengatakan ada 10 rumah bedeng atau rumah semi permanen yang terbakar. Kobaran api sempat membesar hingga akhirnya berhasil dipadamkan pukul 04.29 WIB.
"Yang terbakar ada 10 rumah bedeng. Disebabkan karena korsleting jaringan listrik. Tidak ada korban jiwa," kata Sugiyono saat dimintai konfirmasi, Minggu (22/5/2022).
Kasi Humas Polres Pati Iptu Sukarno mengatakan imbas kebakaran itu berdampak pada penyangga Jembatan Juwana menjadi panas. Oleh karena itu pihaknya melakukan pengalihan arus lalu lintas (lalin) sementara.
"Untuk sementara sambil menunggu besi penyangga jembatan dingin (kondisi saat ini masih panas) untuk arus lalu lintas dialihkan ke jalan lingkar Juwana (contra flow)," terang Sukarno.
"Setelah besi penyangga jembatan dingin, akan kita coba untuk arus lalu lintas dinormalkan kembali lewat jembatan tersebut," sambungnya.
Akibat pengalihan arus ini terjadi kepadatan di sekitar lokasi. Pantauan pada Minggu (22/5) pukul 07.30 WIB, terjadi antrean kendaraan dari arah barat Pantura Pati menuju Rembang.
Penyebabnya kendaraan yang semula melintas di Jembatan Juwana sebelah utara untuk sementara dialihkan melintas di lajur bagian selatan. Sementara arus lalu lintas dari barat yang melintas Jembatan Juwana sebelah utara ditutup pascakebakaran di rumah bedenga itu.
Sementara itu, Bupati Pati Haryanto menjelaskan jalur alternatif buntut Jembatan Juwana yang akhirnya ditutup itu.
"Jadi untuk saat ini ditutup itu kan mengantisipasi kebakaran kemarin, mestinya belum waktunya ditutup. Jadi sesuai dengan janjinya dulu jalur alternatif dibenahi dulu baru ditutup baru dibongkar," jelas Haryanto kepada wartawan ditemui di Desa Dukuhmulyo, Kecamatan Jakenan, Selasa (24/5/2022).
"Untuk jalur alternatif, boleh (kendaraan) kecil lewat Sampang, Jakenan, Jaken, kemudian Karangrejo dan Kuniran mobil kecil. Mobil besar itu Pantura," sambung dia.
Menurutnya penutupan lalin di Jembatan Juwana seharusnya berbarengan dengan pembongkaran jembatan. Namun karena ada kejadian kebakaran, maka penutupan jalan di jembatan penghubung Pantura Pati-Rembang itu terpaksa ditutup lebih cepat. Haryanto pun akan melakukan rapat koordinasi untuk menentukan pembongkaran jembatan lebih awal atau tidak.
"Ini karena ini ada kecelakaan ada kebakaran sementara ditutup karena khawatir dilewati, itu kan penyangga (jembatan) melengkung jadi hasilnya hari Jumat (akan ada rapat koordinasi) apakah dibuka kembali atau langsung diadakan pembongkaran ini," ujar Haryanto.
Haryanto menjelaskan rencana awal akan ada pembongkaran Jembatan Juwana sisi utara pada 4 Juni 2022. Itu pun, kata dia, harus ada solusi terkait jalan alternatif. Dia khawatir jika pembongkaran segera dilakukan akan terjadi kemacetan parah setiap hari.
"Kemarin sesuai dengan rencana 4 Juni 2022, namun kan melihat situasi dan kondisi. Jadi belum tentu melihat dari nanti balai rekanan, Kementerian PUPR juga akan diundang. Jangan sampai dibongkar panjangnya hampir waktu tujuh sampai sembilan bulan biar tidak berhari-hari macet. Jadi harus ada solusi kan seperti itu," ucap Haryanto.
Pantauan di lokasi, Selasa (24/5), arus lalu lintas ke arah Jembatan Juwana sisi utara masih ditutup. Kendaraan roda dua dan pribadi yang hanya melintas di jembatan tersebut. Sedangkan kendaraan berat masih dialihkan ke jembatan sisi selatan. Terpantau arus lalu lintas Pantura Pati-Rembang ramai lancar.
Perihalpermukiman di kolong jembatan, Haryanto menegaskan seluruh penghuninya bukan warga Pati. Menurutnya permukiman di bawah jembatan pun liar dan dilarang oleh pemerintah.
"Permukiman sudah terbakar. Setelah dibangun tidak ada permukiman di situ. Itu kan sudah ada sosialisasi itu kan rumah liar jadi rumah liar kita tidak tahu, penghuni liar ada yang dari Pati dan luar Pati," kata dia.
Terkait kondisi Jembatan Juwana yang melengkung setelah sejumlah bangunan liar di bawahnya terbakar pada Minggu (22/5) lalu, perbaikan akan segera dilakukan.
"Target kami Senin (30/5) semua sudah selesai (perbaikan jalan alternatif), termasuk pekerjaan Jembatan Juwana selatan," kata CM PT Baja Titian Utama Jawa Tengah, Fatoni, saat ditemui wartawan di ruang Joyo Kusumo Setda Pati, Jumat (27/5/2022).
Fatoni mengatakan, kondisi Jembatan Juwana saat ini kondisinya tidak layak karena terdampak dari kebakaran bangunan liar itu. Dia khawatir jembatan itu bakal roboh jika dipaksakan untuk dilalui kendaraan.
"Bagaimana pun kondisi jembatan ini sudah kritis yang terbakar kemarin. Artinya, misalkan kita tidak tahu, masyarakat nunggui, nyelonong dan sebagainya, kalau kecolongan nanti kita yang disalahkan," ujar dia.
"Makanya berusaha secepat mungkin untuk melakukan pembongkaran jembatan," imbuh Fatoni.
Dari hasil pemeriksaan, Fatoni menerangkan, jembatan penghubung Pantura Pati-Rembang ini melengkung karena baja bagian bawahnya sudah tidak sesuai dengan konstruksi semula.
"Jadi ada beberapa komponen baja melengkung, di bawah itu semua. Terus ada deformasi, ini jembatan melengkung ke atas, mestinya ini sudah ke bawah mestinya, ini sudah berkurang sangat banyak. Lebih baik segera dibongkar," terangnya.
Tidak hanya itu, jembatan yang disebut termasuk jenis Callender Hamilton atau CH itu usianya sudah sekitar 50 tahun.
"Jadi secara struktur sudah tidak kuat dan berkurang. Sedangkan perkembangan lalu lintas luar biasa," jelas Fatoni.
(rih/rih)