Gelombang tinggi menerjang wilayah pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Nelayan di Kabupaten Gunungkidul memilih memindahkan kapal dan libur melaut untuk sementara waktu.
"Prediksi dari BMKG hari ini seluruh pantai selatan memang gelombangnya tinggi dan puncaknya nanti malam. Kalau ketinggian gelombang prediksinya 13 feet atau 3,5 sampai 4 meter," kata Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Kabupaten Gunungkidul, Marjono, saat dihubungi detikJateng, Selasa (24/5/2022).
Marjono mengaku telah meminta nelayan di Pantai Baron, Kapanewon Tanjungsari dan sekitarnya untuk memindahkan kapal ke tempat yang lebih aman. Selain itu, pihaknya telah mengimbau para nelayan agar tidak melaut untuk sementara waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan kenaikan gelombang untuk nelayan tidak ada yang melaut dan sejak Senin (23/5) pagi kapal-kapal sudah dinaikkan ke tempat yang lebih aman," ucapnya.
Menyoal hingga kapan imbauan untuk tidak melaut, Marjono mengaku menyesuaikan situasi dan kondisi. Pasalnya dalam beberapa hari ini masih akan terjadi gelombang tinggi.
"Kalau prediksi grafik sampai Kamis (26/5) masih agak tinggi, tapi kemungkinan sudah ada penurunan juga di hari Kamis itu," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Nelayan Baron, Sumardi membenarkan jika para nelayan tidak melaut. Menurutnya, selain karena gelombang tinggi, merujuk penanggalan Jawa.
"Setiap Selasa atau Jumat Kliwon memang nelayan tidak melaut. Tapi di luar hari itu, dengan catatan kondisi gelombang memungkinkan nelayan bisa berangkat melaut," katanya.
Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Kulon Progo. Ketinggian ombak yang mencapai 5 meter memaksa para nelayan di Pantai Congot, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo menepikan perahunya.
Dari pantauan detikJateng, Kamis (26/5/2022) pagi, nampak puluhan perahu jukung terparkir jauh dari bibir Pantai Congot. Sejumlah nelayan, terlihat menyibukkan diri dengan aktivitas lain di luar mencari ikan.
Ada yang sedang memperbaiki jala, ada pula yang sekadar nongkrong sembari memantau kondisi terkini ombak pantai tersebut.
"Kalau sekarang ini lagi enggak ada aktivitas, pada nganggur semua," ucap salah satu nelayan, Wardoko, Kamis (26/5).
Wardoko mengaku sudah hampir satu pekan tidak melaut. Alasannya karena gelombang pasang yang sekarang sedang meninggi. Hal ini riskan memicu kecelakaan laut dan membuat ikan-ikan menjauh ke wilayah lain.
"Ini hampir mau satu minggu sudah enggak bisa melaut, melaut juga ini kan lagi sepi karena gelombang pasang mungkin ikannya pada pergi atau ke mana, soalnya ini gelombang tinggi, mungkin ada kalau 6 meteran," jelasnya.
Menurutnya ada lebih dari 20 nelayan di Congot memutuskan untuk nganggur sementara waktu sembari menunggu kondisi gelombang membaik. Dari perkiraannya, kondisi ini akan berlangsung setidaknya hingga 3 bulan ke depan.
"Ya mungkin kalau di bulan-bulan ini bisa nyampai hampir 3 bulan mas, baru mulai bisa aktivitas kalau gelombang kecil. Istilahnya kalau di hitungan pakai pranata mangsa itu mungkin mangsa karo atau kedua itu mungkin mulai bisa masuk. Kalau ini kan udah masuk mangsa ke 11 dan 11-12 itu kan gelombang kebanyakan tinggi, mungkin kecil cuma 1 -2 hari tok," jelasnya.
Sementara itu personel Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulon Progo, Ikhwanudin mengatakan ketinggian gelombang Kamis (26/5) berkisar 3-5 meter. Ini cenderung menurun dibandingkan hari-hari sebelumnya yang menembus 6 meter.
"Untuk gelombang hari ini sebenarnya sudah ada penurunan daripada kemarin, ketinggian gelombang sekitar 3-5 meter, kemarin sekitar 4-6 meter, itu memang tinggi, sehingga untuk aktivitas nelayan itu libur semua, libur total, dan sejauh ini tidak ada abrasi," ucapnya.
(rih/rih)