Sejumlah nelayan di Desa Gegunung Kulon, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang enggan melaut setelah terjadinya banjir rob beberapa hari yang lalu. Pasalnya, hingga Rabu (25/5) gelombang laut di wilayah perairan Rembang dinilai masih tinggi.
Pantauan detikJateng, Rabu (25/5) siang di lokasi, para nelayan di Desa Gegunung Kulon tampak sedang santai berkumpul di tepian pantai, sembari menjaga perahu-perahu mereka supaya tidak saling benturan akibat hantaman gelombang.
Salah satu nelayan warga RT 02 RW 01 Desa Gegunung Kulon, Kusno mengungkapkan, sebagian besar nelayan di desanya masih libur melaut sejak Sabtu (21/5) pekan lalu, semenjak adanya gelombang pasang yang tinggi. Mereka lebih memilih menganggur di rumah, sembari menunggu kondisi di laut kembali normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aktivitas nelayan ya di rumah, nganggur. Yang melaut hanya satu-dua saja. Sudah lima hari ini nganggur. Ini (gelombang ombak) masih besar tapi tidak sebesar waktu rob kemarin. Parahnya itu kemarin pas sampai banjir rob itu," ujar Kusno saat ditemui detikJateng, Rabu (25/5/2022).
![]() |
Kusno mengaku, dalam sehari melaut biasanya ia mampu memperoleh pemasukan sebanyak Rp 500 ribu hingga Rp 2 Juta.
"Tapi itu kotor. Belum biaya minyak, ada umpan, sama tenaganya. Untuk mencukupi selama libur ini alhamdulillah masih ada sisa hasil yang kemarin-kemarin," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang nelayan lainnya di Desa Kabongan Lor, Kecamatan Rembang, Mustaim mengungkapkan gelombang laut masih terbilang besar meski tidak sebesar dua hari yang lalu saat terjadi banjir rob.
Meski begitu, Mustaim mengungkapkan, nelayan di desanya memilih tetap melaut untuk menyambung hidup. Menurutnya, saat ini sedang berlangsung angin timur yang mana gelombang di laut tidak separah ketika musim angin barat.
"Gelombangnya sudah tidak besar kayak kemarin. Kalau nelayan di sini tetap melaut. Nggak khawatir, yang dikhawatirkan justru angin dari barat. Ini sudah peralihan angin dari timur," ujarnya.
(rih/aku)