.webp)
Banjir rob ekstrem terjadi beberapa hari terakhir di pesisir utara Jawa Tengah, termasuk Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Meski begitu, makam terapung Makam Syekh Mudzakir di Dukuh Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung tampak tidak terdampak banjir rob.
Pantauan di lokasi, Jumat (27/5) sekitar pukul 16.00 WIB, tempat berdoa peziarah pada makam terapung ini nampak kering dari air rob. Kendati demikian sejumlah plang penunjuk arah dan sejumlah akses jalan ke area tersebut nampak rusak.
Seperti halnya jalan sebelum perkampungan Dukuh Tambaksari persis, terdapat sekitar 10 meter jalan putus. Jalan swadaya masyarakat tersebut terpasang bambu penghubung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, plang bertuliskan "Khusus untuk menurunkan peziarah" yang sebelumnya berada di teras makam tampak copot. Plang tersebut menjadi penanda sebagai tempat menurunkan peziarah dari perahu. Diketahui, perahu peziarah biasa start dari sekitar jembatan Balidesa hingga ke makam sekitar 1,5 kilometer. Plang tersebut saat ini tergeletak di sebelah kiri teras makam beserta puing kayu, buntalan karung, dan lainnya.
 Kondisi makam terapung, Makam Syekah Mudzakir di Sayung, Demak, Jumat (27/5/2022). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng |
Saat dimintai konfirmasi, Ketua Pengurus Makam Syekh Mudzakir, Abdullah Mudzakir, mengatakan bahwa dirinya tidak tahu persis kondisi makam lantaran rumahnya tidak di area tersebut. Dirinya membenarkan bahwa bangunan makam yang menghadap ke laut terdapat pemecah ombak berbentuk lancip.
"Rumah saya jauh dari lokasi makam," kata Ketua Pengurus Makam, Abdullah Mudzakir, melalui pesan singkat, Jumat (27/5/2022)
"Ya betul (sebagai pemecah ombak). Itu dulu di desain lancip (di buat seperti perahu/kapal)," sambungnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, makam tersebut telah ditinggikan lagi pada bulan Ramadan kemarin.
 Kondisi makam terapung, Makam Syekah Mudzakir di Sayung, Demak, Jumat (27/5/2022). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng |
Untuk diketahui, Makam Syekh Mudzakir sekitar 20 tahun yang lalu masih dikelilingi sawah dan permukiman warga. Namun bibir pantai yang terus maju akibat rob hingga menenggelamkan area sawah dan permukiman, membuat sebagian besar warga setempat memutuskan pindah dari area tersebut.
Sekitar 55 kepala keluarga (KK) pindah ke Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung dan yang bertahan di dukuh tersebut hanya sekitar 5 KK. 5 KK tersebut hingga kini bertumbuh menjadi 8 KK yang hidup dan tinggal di area makam, untuk merawat infrastruktur makam.
Ahli waris Syekh Mudzakir terus merawat makam yang dan terus didatangi oleh para peziarah itu. Makam tersebut juga terkenal dengan sebutan makam terapung.
Viral video Makam Syekh Mudzakir di tengah ombak besar
Sementara itu, viral video Makam Syekh Mudzakir di Dukuh Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak tidak terendam air laut saat ombak besar. Video tersebut hingga Jumat (27/5) pukul 21.10 WIB sudah ditonton sekitar 3 juta penonton.
Video berdurasi sekitar 30 detik tersebut diunggah oleh akun Tiktok @indomie_goreng1803. Akun tersebut menuliskan keterangan dalam postingannya bertuliskan "Sayung demak, salam dari kota wali"
Selain itu akun tersebut memberikan tulisan dalam videonya tentang keagungan Tuhan serta disematkan sound sound Qasidah Ala Yaa Allah Binadroh.
"Salah satu keagungan Allah SWT makam mbah kyai mudzakir walapun air rob naik parah gak akan tenggelam atau kebanjiran," tulis akun dalam video tersebut.
 Viral video makam terapung, Makam Syekh Mudzakir di tengah ombak besar, Sayung, Demak, Jumat (27/5/2022). Foto: Tangkapan layar |
Ketua Pengurus Makam, Abdullah Mudzakir, mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui terkait video yang viral tersebut.
"Itu video saya tidak tahu yang nge-share siapa, rumah saya jauh dari lokasi makam," kata Abdullah melalui pesan singkat, Jumat (27/5).
Kendati demikian pihaknya membenarkan bahwa bangunan makam terdapat pemecah ombak yang menghadap ke laut. Tumpukan bebatuan tersebut nampak berada di belakang makam yang disusun secara runcing.
"Ya betul (berfungsi sebagai pemecah ombak). Itu dulu didesain lancip (dibuat seperti perahu/kapal)," terangnya.
Sementara berdasarkan keterangan yang dihimpun di lapangan, bahwa kondisi sekitar makam kerap kali terjadi ombak besar.
(rih/rih)
