Merebaknya penyakit mulut dan kuku berimbas pada penjualan sapi di sejumlah pasar hewan. Imbasnya juga terlihat di Pasar Sapi Purworejo, Kaliyoso, Boyolali.
"Adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) terasa imbasnya pada peminat sapi saat ini," terang seorang pedagang sapi, Mulyadi (57), saat ditemui detikJateng di Pasar Sapi Purworejo, Kaliyoso, Boyolali, Rabu (18/5/2022).
Mulyadi mengatakan PMK hanya berimbas pada jumlah penjualan. Sementara untuk harganya, disebut masih relatif stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau harganya masih stabil, besar rata-rata Rp 22 juta, kecil Rp 15 jutaan. Tapi, kan peminatnya jadi menurun," ungkapnya.
Padahal, lanjutnya, sapi-sapi yang dijual di pasar kondisinya cukup sehat dan tidak ditemukan PMK. Sapi-sapi di pasar itu juga telah diperiksa oleh dinas terkait di Boyolali.
Hal yang sama juga disampaikan, pedagang sapi lainnya, Aris (30). Dia mengatakan, biasanya di momen mendekati Hari Raya Idul Adha peminat hewan kurban seperti sapi mengalami peningkatan.
"Biasanya mendekati hari kurban seperti sekarang ini sudah terasa peningkatannya. Tapi ini malah sepi peminatnya," terang Aris.
Sementara itu, pedagang sapi asal Cepogo Boyolali, Sabar, menyampaikan ada peningkatan penjualan sapi yang dikirim ke luar Solo.
"Sudah ada pesanan banyak yang dikirim ke Jakarta, Bogor, dan lainnya. Kalau di sini masih tidak begitu terlihat (peningkatannya)," ucapnya.
(sip/ams)