.webp)
Ada cerita di balik baliho raksasa berisi ajakan menikah untuk Maya Eka Wijayanti di simpang lima Plaza Klaten, Jalan Pemuda Tengah, Klaten. Pemasangan baliho tersebut ternyata berkaitan dengan acara lamaran.
"Besok itu acara lamaran, jam 14.00 WIB di Klaten. Acaranya di hotel," kata Maya Eka Wijayanti saat dimintai konfirmasi oleh detikJateng via telepon, Jumat (6/5/2022) malam.
Maya mengatakan, baliho itu dipasang oleh pacarnya, Tommy, pada Kamis (5/5) lalu. Semula, Maya tidak mengetahui ada baliho sebesar itu yang memajang foto dirinya.
"Saya tidak tahu kalau dia pasang baliho. Saya baru tahu ada baliho itu setelah dikabari teman-teman saya yang lewat di jalan," tutur Maya.
Setelah mengetahui ada baliho tersebut, Maya mengaku sangat terharu. Sebab, Tommy sengaja tidak bercerita tentang baliho itu ketika bertandang ke rumahnya. Maya tak menyangka acara lamarannya bakal heboh gegara baliho itu.
"Saat (Tommy) ke rumah juga tidak cerita. Jadi terharu, saya sangat terharu," ucap Maya. Maya menjelaskan, hubungan asmaranya dengan Tommy sudah berjalan sekitar empat tahun.
"Seringnya hubungan jarak jauh, karena saya dulu pernah di Jepang dan beberapa kota. Dia (Tommy) aslinya Malang, tapi tugasnya di Jakarta, Papua, dan kota lainnya," jelas Maya.
Selain tidak bercerita tentang baliho itu, Maya menambahkan, calon suaminya juga tidak mengungkapkan berapa biaya yang dia keluarkan. "Karena tidak cerita (soal baliho) jadi tidak tahu (biaya pemasangannya. Tapi mungkin belasan juta," ujar Maya.
Sebelumnya diberitakan, baliho raksasa berukuran sekitar 10 x 5 meter di ketinggian sekitar 15 meter itu terlihat mencolok karena berada di tepi jalan pusat kota Klaten.
Papan reklame berlatar belakang warna biru laut itu bertuliskan, "Maya Eka Wijayanti, mau ga jadi istriku? Alias Will You Merry Me? Di samping tulisan itu terdapat foto seorang wanita berambut panjang yang sedang tersenyum.
Menurut Subkoordinator Pengembangan dan Pelayanan Pajak BPKPAD Pemkab Klaten, Harjanto Hery Wibawa, pemasangan baliho atau reklame semacam itu juga pernah terjadi di Penggung, Ceper, Klaten. Bedanya, pesan baliho di Penggung itu berupa ucapan kasih sayang saat Valentine.
"Asal tidak mengandung SARA atau melanggar hukum saya kira wajar saja. Hanya bagi awam itu unik, masalah pribadi kok diumbar ke publik," kata Harjanto saat dimintai konfirmasi detikJateng.
(dil/dil)
