Keren! 2 Pemudik Gowes Tangerang-Wonogiri, Tetap Puasa di Perjalanan

Keren! 2 Pemudik Gowes Tangerang-Wonogiri, Tetap Puasa di Perjalanan

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Minggu, 01 Mei 2022 08:53 WIB
Dua pemudik asal Tangerang, Chomsan dan Huda tiba di kampung halamannya di Wonogiri, Minggu (1/5/2022).
Dua pemudik asal Tangerang, Chomsan dan Huda tiba di kampung halamannya di Wonogiri, Minggu (1/5/2022). Foto: dok Pribadi
Wonogiri -

Dua bersaudara Abdul Fatah Chomsan (25) dan Huda Akhsan Nasrullah (23) ini memang layak diacungi jempol. Perantau asal Wonogiri ini mudik dari Tangerang ke tanah kelahirannya dengan bersepeda.

Selama berada di perjalanan, keduanya tetap menjalankan puasa dan menyempatkan diri untuk ikut salat Tarawih.

Keduanya merantau ke Tangerang untuk menjadi pedagang keliling. Sang kakak, Chomsan menjadi penjual mie ayam. Sedangkan adiknya, Huda memilih untuk berjualan bakso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mudik ke kampungnya, Dusun Pucanganom Lor RT 001/RW 007, Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro dengan naik sepeda atau gowes.

"Selain rindu kepada orang tua, kami memilih mudik dengan menggunakan sepeda karena tertantang. Ingin mencari pengalaman baru untuk mudik," kata Chomsan kepada detikJateng Minggu (1/5/2022).

ADVERTISEMENT

Mereka berangkat dari Tangerang pada Selasa (26/4) setelah berbuka dan tarawih. Perjalanannya menuju Wonogiri dilakukan dengan melintas di jalur Pantura.

Di perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa pemudik lain yang sama-sama memilih bersepeda. Hal itu membuat mudiknya terasa kian menyenangkan.

Meski menempuh jarak lebih dari 600 kilometer, kakak beradik ini tetap menjalankan ibadah puasa selama perjalanannya. Agar tidak terlalu lelah, mereka lebih banyak melakukan perjalanan di malam hari dan beristirahat di siang hari.

"Setelah Asar lanjut perjalanan. Saat waktu buka, istirahat sampai kami salat Tarawih. Setelah itu jalan lagi sampai sahur. Kemudian setelah Subuh itu lanjut jalan lagi sampai pukul 09.00 WIB. Istirahat siang, nanti habis Asar lanjut jalan lagi," ungkap Chomsan.

Selama perjalanan, mereka berbekal uang secukupnya, kunci sepeda, pompa dan tambal ban, ban cadangan hingga kampas rem. Selain itu, keduanya juga berbekal air mineral dan madu yang ditaruh di belakang jok sepeda.

"Mengeluarkan uang saat sahur dan buka puasa. Tapi kadang juga ada komunitas gowes yang menawari berkunjung ke basecamp-nya untuk mampir. Ya kadang diberi kopi sembari ngobrol bareng," kata Chomsan.

Chomsan dan Huda sampai di rumahnya pada Minggu (1/5) pukul 03.00 WIB. Keduanya bisa sahur bersama dengan orangtuanya Sutiman dan Marinem sembari melepas rindu.

Sempat Galau Sebelum Mudik

Chomsan dan Huda sebenarnya sempat merasa galau saat hendak memutuskan mudik sembari gowes. Sebab, mereka tahu betul bahwa bersepeda Tangerang-Wonogiri sangat melelahkan.

Pada tahun lalu, Huda pernah merasakannya. Dia gowes Tangerang-Wonogiri saat peringatan Hari Kemerdekaan.

Padahal, mereka berdua juga sama-sama ingin tetap berpuasa hingga Ramadan berakhir.

"Ada teman yang menyarankan kalau gowes mudik ya harus puasa. Jika tidak puasa mendingan tidak usah mudik gowes," katanya.

Namun mereka tidak berlama-lama galau. Keduanya justru menjadikannya sebagai tantangan, mudik gowes dengan tetap berpuasa.

Bagi pembaca detikJateng yang memiliki informasi atau cerita menarik seputar mudik Lebaran 2022 silakan kirim ke email infojateng@detik.com. Mohon sertakan nomor kontak yang bisa dihubungi oleh redaksi detikJateng.




(ahr/ahr)


Hide Ads