Dirangkum dari reportase jurnalis detikJateng, berikut ini 9 fakta terkait kasus penolakan Puskesmas Gantiwarno dalam menolong korban tersebut.
1. Tersungkur saat Istirahat
Korban, Danang Eko (47) tiba-tiba tersungkur dan tidak sadarkan diri saat beristirahat usai bermain bulu tangkis di Gedung serba guna Desa Jabung, Gantiwarno, Jumat (29/4) sekitar pukul 21.15 WIB.
"Terus warga pinjam (mobil ambulans) ke puskesmas, tapi tidak boleh. Padahal saat itu (korban) masih ada napas. Seandainya pakai ambulans kan ada (tabung) oksigen," kata warga Desa Jabung, Rais (32), pada Sabtu (30/4).
2. Penolakan Puskesmas
Saat melintas di gedung serba guna, Ketua RT 2 RW 8 Desa Jabung, Unung Setiawan, dicegat warga. Warga meminta dia meminjam mobil ambulans ke puskesmas. Sebab, dua warga sebelumnya ditolak pihak puskesmas.
"Dokter jaganya langsung omong, alatnya (peralatan medis) di sini (Puskesmas), prosedurnya juga tidak boleh. Waktu Saya ketemu (petugas) jaga malam plus sopir puskesmas, saya mintai tolong juga nggak berani, alasan prosedurnya tidak bisa," kata Unung, Sabtu (30/4).
![]() |
3. Dua Ambulans Nganggur
Unung mengatakan, malam itu ada dua mobil ambulans di parkiran Puskesmas Gantiwarno. Karena permintaan tolongnya ke puskesmas ditolak, Unung kembali ke gedung serbaguna.
"Saya jelaskan ke warga, tidak boleh (pinjam mobil ambulans). Ada yang berinisiatif mau dibawa estafet dengan digotong. Kemudian datang anak pak mantri," papar Unung.
Mengetahui ada warga yang dalam kondisi kritis, anak pak mantri itu segera pulang untuk mengambil mobil. Kemudian korban dibawa ke RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten.
"Saat diangkat ke RS (korban) sudah lemas, karena jarak (waktu) dari kejadian (setelah pingsan) agak lama," jelas Unung.
4. Tak Ada Pertolongan Pertama
Selain tidak mau meminjamkan mobil ambulans, Unung mengatakan, puskesmas juga tidak mengerahkan tim medis untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban.
"Tidak ada (petugas puskesmas) yang ke gedung untuk mengecek kondisi korban. Padahal jaraknya dekat,'' kata Unung. Menurut adik ipar korban, Heri Susanto (47), jarak puskesmas dengan gedung serba guna kurang dari 500 meter.
"Saat di RSJD Dr Soedjarwadi Klaten kita juga ditanya dokter, kok tidak ada tindakan (pertolongan pertama). Warga kan orang awam, bagaimana berani melihat kondisi seperti itu (pingsan)," ujar Heri.
![]() |
5. Suruh ke Puskesmas
Sebelum Unung ditolak, sudah ada dua warga yang ke Puskesmas Gantiwarno. Kata Heri, pihak puskesmas meminta warga itu membawa korban ke puskesmas. Namun, puskemas tidak mau meminjamkan mobil ambulans.
"Warga datang meminjam ambulans justru diminta membawa (korban) ke puskesmas. Jaraknya memang tidak ada 500 meter Tapi mau bagaimana kalau tidak ada kendaraan, " ujar Heri.
6. Bukan Kali Pertama
"Saya sangat menyayangkan sekali, warga juga sangat kecewa. Sebab tidak hanya satu atau dua orang (ditolak meminjam ambulans), warga di (wilayah) barat (pernah) emergency juga tidak boleh (pinjam ambulans)," kata Unung. Ketua RT 2 Desa Jabung.
"Ini tidak sekali dua kali Pak. (Puskesmas Gantiwarno) Kalau dipinjami ambulans sama warga alasannya prosedur," imbuh warga Desa Jabung, Rais.
7. Puskesmas Digeruduk
"Warga tadi malam (Jumat, 29/4) geruduk Puskesmas sekitar 100 orang, sampai Sabtu (30/4) jam 02.00 WIB," ujar Rais. Kades Jabung, Pramono Hadi, membenarkan ada warganya yang beramai-ramai ke puskesmas karena emosi.
"Kejadiannya tadi malam (Jumat, 29/4). Emosi kami tak terbendung karena mau pinjam ambulans puskesmas untuk membawa warga kami ke rumah sakit agar segera dapat tindakan medis tidak diperbolehkan," jawab Pramono kepada detikJateng.
8. Harapan Keluarga Korban
Heri mengungkapkan, kakak iparnya tidak memiliki riwayat sakit jantung. Namun, dia diketahui mengidap hipertensi. "Sebelum kejadian itu sehat. Karena nggliyer (ambruk) mestinya segera mendapatkan tindakan medis, " kata Heri kepada detikJateng, Sabtu (30/4).
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Semoga ini tidak terjadi di masa depan. Apa yang terjadi pada keluarga kami ini (semoga) yang terakhir," imbuh Heri.
9. Pernyataan Dinas Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Klaten dr Cahyono Widodo mengaku telah mengambil tindakan. "Tadi malam sudah kita tindaklanjuti ke kepala puskesmas. Saat kejadian yang jaga shift kebetulan wanita semua, sehingga tidak berani," kata Cahyono kepada detikJateng.
![]() |
(dil/dil)