Banyak cara untuk mengais rezeki selama musim mudik lebaran. Selain berdagang makanan dan minuman di tempat-tempat istirahat pemudik, ada juga yang berjualan mainan anak-anak. Tapi bagaimana kalau yang berjualan mainan itu juga masih anak-anak?
Di rest area fungsional KM 338 A jalan tol wilayah Kabupaten Pekalongan, Sabtu (30/4/2022), detikJateng mengetahui ada seorang anak perempuan tengah sibuk menata lapaknya di sudut utara parkiran mobil. Namanya Rizky Amelia (13), warga Desa Pegandon, Karangdadap, Pekalongan.
Di saat anak lain asyik bermain dengan teman sebaya atau berkumpul bersama keluarga menikmati liburan menjelang hari raya Idul Fitri, Amelia justru sibuk bekerja. Sudah dua hari ini ia berjualan beraneka balon gas, lampu warna-warni, hingga boneka.
Amelia ternyata tidak sendirian. Saat ditemui detikJateng, bocah itu menunjuk seorang pria yang berjemur di terik sinar matahari sambil memegang puluhan balon gas.
"Itu Bapak saya, yang jualan balon. Saya sama bapak jualan mainan. Tapi bapak meminta saya tidak ikut keliling karena sudah panas," kata Amelia mengawali obrolan dengan detikJateng. Sudah lama anak ketiga dari empat bersaudara itu membantu ayahnya berjualan mainan.
Namun, dia baru sekali ini ikut jualan di rest area jalan tol. "Mumpung libur. Alhamdulillah laku juga, senang bisa bantu bapak," kata bocah yang bercita-cita menjadi guru agama ini.
"Ibu jualan kue bandos sama kakak di Desa Jrebeng, sebelah. Kalau saya biasanya jualan di sini sampai malam, nanti gantian sama kakak satunya yang menyusul ke sini," imbuh Amelia sambil sesekali menawarkan dagangannya kepada anak-anak yang melintas di depan lapaknya.
![]() |
"Ternyata ramai ya di jalan tol. Banyak mobil bagus-bagus yang lewat dan parkir. Saya senang melihatnya. Orangnya juga ramah-ramah, tersenyum," ujar Amelia tentang pengalaman pertamanya berjualan di rest area tol.
Ayah Amelia, Nurudin (41), bekerja sebagai penjual mainan keliling sejak enam tahun lalu. Namun, baru kali ini dia menjajal peruntungan berjualan di tengah padatnya arus mudik.
"Di rest area sini kan tidak ada mainan. Anak-anak yang ikut mudik jauh tentu bosan, ingin mainan. Maka itu saya coba jualan di sini," kata Nurudin.
Rumah Nurudin tak jauh dari belakang kawasan rest area fungsional itu. Sudah lima hari dia berjualan di rest area itu. Namun, baru dua hari dia mengajak Amelia. Ayah dan anak itu berangkat dari rumah sejak pukul delapan pagi.
"Saya jualan keliling. Amelia biar duduk saja di pojok sana, berteduh. Dia puasa juga, kasihan kalau berpanas-panasan," ujar Nurudin. "Awal jualan sih sedikit yang laku. Setelah ramai pemudik di tol, kadang bisa laku 35 balon," katanya. Tiap satu balon gas bergambar itu dia jual Rp 10 ribu.
Saat tiba waktunya azan Maghrib, dari pantauan detikJateng, kakak lelaki Amelia menggantikan Nurudin berjualan. Sedangkan Nurudin pulang sebentar untuk berbuka puasa. Tak sampai sejam, Nurudin kembali ke rest area dan melanjutkan berjualan hingga malam.
"Saya jualan sampai jam sembilan malam. Kalau anak-anak jam delapan sudah pulang. Di rumah mereka membantu ibunya menyiapkan kue bandos untuk dijual esok hari," pungkas Nurudin.
(dil/dil)