Cerita Pasutri Mudik Irit dari Jakarta ke Boyolali Naik Bajaj

Cerita Pasutri Mudik Irit dari Jakarta ke Boyolali Naik Bajaj

Jarmaji - detikJateng
Rabu, 27 Apr 2022 17:31 WIB
Darto dan istrinya mudik ke Boyolali naik bajaj. Mereka mengaku bisa berhemat dan lega karena bisa melepas rindu dengan keluarga.
Darto dan istrinya mudik ke Boyolali naik bajaj. Mereka mengaku bisa berhemat dan lega karena bisa melepas rindu dengan keluarga. (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Pasangan suami istri asal Boyolali ini nekat mudik dari Jakarta dengan mengendarai kendaraan roda tiga sejenis bajaj. Pasutri bernama Darto dan Tumini, ini menempuh waktu perjalanan sekitar 24 jam untuk menuju kampung mereka di Dukuh Kedungrowo RT 03/05 Desa Kauman, Kecamatan Wonosegoro.

Dua tahun lamanya mereka tidak bisa mudik karena pandemi. Kangen dengan anak dan keluarganya yang di Boyolali pun terbalaskan di Lebaran tahun ini.

"Saya di Tanah Merah, Pluit Jakarta Utara. Berangkat dari sana Minggu (25/4) pukul 20.00 WIB dan sampai sini Senin sekitar pukul 20.00 WIB," kata Darto, ditemui para wartawan di rumahnya Wonosegoro, Boyolali Rabu (27/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia dan istrinya naik bajaj TVS bernomor polisi B 4893 SZB. Darto mengaku senang perjalanan mudiknya lancar. Dia sendiri mengemudi dengan kecepatan 60 kilometer/jam.

Darto menuturkan dia sehari-hari menjadi sopir bajaj dengan rute Tanah Merah, Pluit. Bajaj warna biru yang dibawanya mudik, merupakan milik juragannya.

ADVERTISEMENT

Pinjaman bajaj gratis itu pun sebagai THR untuk bekalnya mudik. Dia lalu mengajak istrinya untuk mudik ke Kauman, Wonosegoro.

"Di perjalanan yang istirahat sebentar saja, paling hanya 30 menit. (Dari Jakarta) Istirahat 4 kali, cari masjid atau warung makan. Istri juga menyiapkan bekal jadi bisa hemat," jelasnya.

Rute mudik yang dipilih yakni melalui jalur Pantura. Dia mengaku menikmati perjalanan mudik dengan kendaraan roda tiga itu.

Meski mudik dengan keterbatasan finansial, dia menyambutnya dengan sukacita karena akhirnya bisa bertemu dengan keluarga. Darto mengaku sudah lima tahun ini merantau ke Jakarta.

Menurut dia, mudik dengan bajaj ini biayanya lebih murah. Dengan bahan bakar gas LPG 10 kilogram, dia bisa melaju sampai Indramayu. Lalu isi pertalite sampai rumah habis Rp 250 ribu.

"Makan juga cuma habis Rp 150 ribuan. Tapi kalau naik bus, Rp 400 ribu/orang. Berdua bisa habis Rp 800 ribuan. Belum makannya," paparnya.

Dia berencana mudik sampai H+7 Lebaran atau bakda kupat. Istrinya Tumini juga mengaku senang bisa bertemu anak dan keluarganya setelah dua tahun tak mudik.

Terlebih sejak pandemi, baru kali pertama dia bisa pulang. Apalagi rumahnya hanya ditinggali anak keduanya yang masih SMP.

"Senang sekali bisa pulang, rumahnya kosong cuma ditempati anak saja," kata Tumini.

Bagi pembaca detikJateng yang memiliki informasi atau cerita menarik seputar mudik Lebaran 2022 silakan kirim ke email infojateng@detik.com. Mohon sertakan nomor kontak yang bisa dihubungi oleh redaksi detikJateng.




(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads