Pesantren di Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dikenal dengan mengajarkan tradisi Dalail Khairat kepada para santri. Ternyata tradisi kuno melakoni berpuasa bertahun-tahun ini bermula dari sosok KH Yasin dikenal menyebarkan ijazah Dalail Khairat. Seperti apa kisahnya?
detikJateng berkesempatan mengunjungi salah satu pondok pesantren di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, yakni Pondok Budaya Bumi Wangi. Pondok yang berada di kampung Bareng ini diasuh oleh Gus Kholid Sanusi Yasin cucu Mbah Yasin Mujiz (guru) Dalail Khairat Nusantara.
Gus Kholid mengatakan ajaran tentang Dalail Khairat tidak terlepas dari sosok Mbah Yasin. Menurutnya Kiai Haji Yasin merupakan pendiri pondok pesantren di Bareng pada tahun 1913. Sosok Mbah Yasin dikenal sebagai mujiz atau guru Dalail Khairat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai amalan Dalail Khairat di Jekulo sini kakek saya Mujiz setelah dari Kiai Amir. Jadi Mbah Yasin Bareng dikenal sebagai Mujiz," terang Gus Kholid kepada detikJateng saat ditemui di pondoknya, Sabtu (24/4/2022) malam.
Menurutnya seseorang tidak sembarang menjadi mujiz Dalail Khairat. Melainkan dari guru yang kemudian memberikan ijazah Dalail Khairat kepada santrinya.
"Di dalam tradisi Dalail Khairat ini tidak serta merta semua yang diijazah bisa memberikan ijazah. Contohnya seperti Mbah Yasin ini mendapatkan silsilah amal riyadhah (berkah) Dalail Khairat dari gurunya Mbah Amir Bin Idris Cirebon yang tinggal di Pekalongan. Kiai Amir ini memiliki guru di Indonesia namanya Syah Mahmud Aftarmasi, itu gurunya Kiai Amir Pekalongan. Kiai Amir Pekalongan ini menurunkan sanad Mbah Yasin. Mbah Yasin ini merupakan cucu Mbah Ahmad Mutamakkin Kajen, Pati, nasab dari Raden Rahmat Sunan Ampel," jelas Gus Kholid.
Menurutnya sosok Kiai Yasin dikenal memberikan ijazah Dalail Khairat kepada santri di Bareng. Santri ini pun dulunya menjalani puasa hingga bertahun-tahun dan mengamalkan kitab Dalail Khairat.
Selepas peninggalan Kiai Yasin, kata dia selanjutnya dua orang yang diberikan izin untuk memberikan ijazah Dalail Khairat kepada santri. Yakni Kiai Muhammadun di Pondowan, Kabupaten Pati dan Kiai Said di Desa Kirig Kecamatan Mejobo, Kudus.
"Kiai Yasin yang kami dengar sesepuh kami, bahwa memberikan ijazah kepada santri di Bareng ini, karena pondok pertama di Bareng ini adalah milik Mbah Yasin pada tahun 1913. Lalu mbah Yasin ini memberikan sanad kepada murid kesayangan dua orang. Pertama Kiai Muhamadun Pondokan Pati dan kedua Kiai Said Kirig. Keduanya inilah yang diizinkan memberikan ijazah kepada orang lain," ungkapnya.
Gus Kholid bercerita bahwa Dalail Khairat ini merupakan kitab yang dikarang oleh Sayid Muhammad Sulaiman Aljazuli. Kitab ini berisi tentang kandungan salawat Nabi Muhammad SAW. Menurutnya pengamal biasanya melakukan salawat kitab tersebut, namun juga dilakukan dengan berpuasa bertahun-tahun kecuali pada hari tasyrik dan diganti pada hari lain.
"Di dalam kitab ini menerangkan kebesaran Allah dan keagungan Nabi Muhammad. Jadi secara tidak langsung orang membaca dan mengamalkan Dalail Khairat dari sisi barokah itu kalau orang tidak pernah memiliki guru, dia mungkin asal baca. Riyadhoh untuk perjalanan hidup manusia menuju akhirat dengan harapan di hari akhir bisa mendapatkan syafaat Nabi Muhammad bisa masuk surga. Akan tetapi dari barokah baca Dalail Khairat tidak sedikit barokah kehidupan di dunia bisa sejahtera," pungkas Gus Kholid.
(sip/sip)