Pasokan air dari PDAM Tirta Merapi Klaten ke ribuan pelanggan di lima desa di Kecamatan Karanganom macet. BPBD menyiapkan lima tangki dan lima mobil tangki untuk penanganan.
"Kita punya lima tangki tandon besar ukuran 5.300 liter dan truk tangki. Sudah kita siapkan," ungkap Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Pemkab Klaten, Rujedi pada detikJateng, Sabtu (23/4/2022) malam.
Dijelaskan Rujedi, BPBD sudah menerima informasi masyarakat dan sudah melakukan asesmen di lapangan. Namun untuk melangkah menunggu koordinasi dengan PDAM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menunggu koordinasi dengan PDAM, besok kita ketemu. Tangki dan truk kita siapkan, cuma untuk sopir truk tidak ada karena sedang fokus acara hari kesiapsiagaan bencana (HKB)," jelas Rujedi.
Tangki tandon air tersebut, sebut Rujedi, biasa digunakan untuk antisipasi daerah bencana kekeringan. Namun karena yang terjadi bukan karena kekeringan, BPBD menunggu PDAM.
"Yang terjadi saat ini masalah teknis, bukan seperti kekeringan. Jadi kami hanya bisa menunggu, monggo kalau sarana mau dipakai," terang Rujedi.
Kades Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Ali Murtopo mengatakan air mati total sejak tanggal 19 April. Namun mati temporer mulai tanggal 8 April.
"Mati temporer sejak tanggal 8 April. Siang mati, malam hidup, nanti subuh mati lagi, dan mati total tanggal 19 April," sebut Ali.
Total warga terdampak di desanya, ucap Ali, sejumlah 329 kepala keluarga (KK). Pemerintah desa sudah mendapatkan penjelasan penyebabnya.
"Kita sudah tahu pipa saat ini isinya cuma seperempat. Tapi menghadapi mudik pasti kebutuhan tinggi, kita kooperatif, yang penting ada kebijakan darurat yang bisa menentramkan warga, kalau bisa H-7 sudah normal," papar Ali.
Sedangkan Kades Beku, Alex Bambang, menyatakan sudah sekitar seminggu air warganya tidak lancar. Banyak warga bertanya ke desa.
"Banyak warga bertanya saya jawab ada kerusakan. Kita berharap ada surat dari PDAM yang menjelaskan penyebabnya sehingga bisa menjawab pertanyaan warga," ungkap Alex Bambang pada detikJateng.
Penjelasan PDAM
Diwawancarai terpisah, Direktur Teknik PDAM Tirta Merapi Klaten, Sigit Setyawan Bimantoro menjelaskan dari pendataan ada 2.000 pelanggan terganggu. Gangguan itu tersebar di lima desa.
"Yang terdampak ada sekitar 2.000 pelanggan. Tersebar di Desa Jurangjero, Karangan, Beku, Kunden, Brangkal dan Blanceran," terang Sigit kepada detikJateng.
Aliran terganggu, jelas Sigit, karena ada pipa yang rusak di Dusun Pekilen, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo. Pipa putus akibat dihantam ekskavator saat bersih sungai.
"Tanggal 2 April ada pipa rusak di Dusun Pekilen, Desa Kapungan. Pipa rusak karena terhantam alat berat saat pembersihan sungai tapi tidak segera dilaporkan sehingga air hilang semua, pipa kosong," papar Sigit.
Pembenahan, imbuh Sigit, sudah selesai dilakukan tetapi karena pipa jaringan panjang dan sempat kosong, diperlukan waktu mengisi dan membuang udara. Air yang diisi juga cepat habis sebab saat ini kebutuhan masyarakat meningkat.
"Pipa sudah disambung tapi perlu waktu mengisi jaringan pipa sepanjang sekitar 7 kilometer dan membuang udaranya. Setiap hari kita isi, tapi belum penuh langsung habis digunakan masyarakat sebab Ramadan kebutuhan air naik," pungkas Sigit.
(sip/sip)